JAKARTA , WB – Pasca pemilukada 2018 yang telah berlangsung, kini perhatian elite dan publik mulai tertuju pada pelaksanaan pileg dan pilpres 2019. Analis survei LSI Denny JA, bahkan mencatat ada empat isu menarik terkait parpol dan ketua umumnya.
Isu yang pertama adalah koalisi parpol dipilkada dinilai sangat cair. Menurut analis LSI Denny JA, Rully Akbar, menjelaskan bahwa, PKS, Gerindra, bersekutu menjadi oposisi pemerintahan Jokowi yang dipimpin PDIP dan Golkar.
“Bahkan Gerindra dan PKS telah memberi sinyal untuk koalisi di pilpres 2019,” ujar Rully dalam keterangan persnya di Kantor LSI Denny JA, Rabu (25/7/2018).
Namun sayangnya kata Rully, koalisi partai dilevel nasional, berbeda dengan koalisi lokal (pilkada). LSI Denny JA mencatat koalisi Gerindra – PKS hanya di 9 provinsi dari total 17 provinsi. Begitu juga dengan PDIP dan Golkar, yang hanya koalisi di tiga daerah Pilkada. Selain itu, Gerindra dan PDIP yang kerap berhadapan dilevel nasional justru berkoalisi di 5 daerah pilkada.
“Jadi hal ini menunjukkan bahwa kompetisi dan koalisi di level nasional tidak selalu paralel dengan kompetisi level lokal, ” kata Rully.
Isu yang kedua lanjut Rully adalah kekuatan parpol tidak mencerminkan kekuatan pemenang Pilkada 2018. Hal tersebut mengacu pada bukti succes rate partai besar yang dinilai masih rendah. Golkar, PDIP dan Gerindra tingkat kemenangan dibawah 50 persen.
“Justru partai menengah dan kecil yang banyak memenangi Pilkada gubernur 2018, seperti Nasdem, PAN dan Hanura, ” katanya.
Isu ketiga lanjut Rully adalah, hasil Pilkada 2018 ternyata tidak berpengaruh pada peta kekuatan partai menjelang pileg 2019. Hasilnya kekuatan elektoral masing-masing partai tidak beranjak dari kekutan partai besar seperti PDIP, Golkar, dan Gerindra.
“Meski potensi kemenangan PDIP, Golkar dan Gerindra masih yang teratas, namun parpol tersebut harus kerja , ” nilai Rully.
Isu yang keempat kata Rully adalah, tidak ada perubahan dari sisi elektabilitas partai, namun terjadi perubahan dari sisi status politik ketua umum partai. Ketiga nama ketum tersebut kata Rully adalah Airlangga Hartato (Ketum Golkar), Muhaimin Iskandar (Ketum PKB), Romahurmuziy (Ketum PPP).
“Dari ketiga tokoh tersebut nama Airlangga Hartato yang meroket dilihat dari lonjakan sisi pengenalan, kesukaan, dan Citra untuk strong government, ” tandas Rully.
Hasil survei nasional yang dilakukan LSI Denny JA, terhadap peta kekuatan parpol jelang pileg 2019. Responden sebanyak 1200 dipilih berdasarkan multistage random sampling, wawancara tatap muka dengan responden di 34 provinsi 29-5 juli 2018, dengan margin of error plus minus 2.9 persen. []