JAKARTA, WB – Eksekusi terpidana mati kasus narkotika gelombang kedua masih belum jelas waktu pelaksanaanya. Bahkan terbesit kabar kalau eksekusi akan ditunda, mengingat banyaknya negara terpidana yang mengecam.
Menyikapi hal tersebut, Ketua DPP PKS, Aboebakar Alhabsy berpandangan bahwa mundurnya eksekusi bukan karena adanya intervensi asing yang mengancam membongkar kecurangan presiden pada pemilu.
“Apalagi hal ini terjadi setelah ada ancaman dari Australia,” ungkap Alhabsyi, Sabtu (25/4).
Anggota Komisi III DPR ini menambahkan, penundaan hanya akan membuat citra negatif publik terhadap pemerintah terhadap batalnya eksekusi mati dua terpidana mati kasus narkoba yang juga warga Australia.
“Bisa diyakini ketakutan Presiden karena kecurangannya dalam pemilu akan dibongkar,” katanya.
Agar berbagai anggapan negatif itu hilang, Alhabsyi menyarankan pemerintah agar segera melakukan eksekusi mati gelombang kedua.
“Jadi publik yakin kalau yang disampaikan Australia hanya gertak sambal saja,” papar Alhabsyi.[]