WARTABUANA – Otoritas kesehatan masyarakat Hong Kong sedang menyelidiki kasus kematian seorang pria pengidap penyakit kronis dua hari setelah menerima suntikan pertama vaksin COVID-19.
Departemen Kesehatan pemerintah Daerah Administratif Khusus (Special Administrative Region/SAR) Hong Kong, dalam jumpa pers pada Rabu (3/3) dini hari waktu setempat, mengatakan sejauh ini belum jelas apakah kematian tersebut terkait dengan vaksinasi dan komite ahli akan melakukan penilaian kausalitas guna memastikan penyebab dari kematian itu.
Seorang pria berusia 63 tahun pengidap penyakit kronis dan pernapasan meninggal pada Minggu (28/2) sekitar pukul 06.00 waktu setempat (05.00 WIB) di Rumah Sakit Queen Elizabeth. Dia pergi ke rumah sakit tersebut karena mengalami sesak napas pada hari yang sama.
Pemerintah sangat prihatin dengan insiden tersebut dan menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada mendiang dan keluarganya, kata Ronald Lam, pengawas Pusat Perlindungan Kesehatan Hong Kong, pada konferensi pers tersebut.
Pria itu sebelumnya menerima suntikan pertama vaksin COVID-19 pada Jumat (26/2) pekan lalu.
Pakar penyakit menular Leung Chi-chiu mengatakan kematian itu kecil kemungkinan disebabkan oleh vaksinasi dan sejauh ini tidak ada kasus kematian yang terbukti terkait dengan vaksin COVID-19 di seluruh dunia. Dia mendesak pihak berwenang untuk mencari tahu penyebab kematian tersebut dan menginformasikan kepada publik secepatnya.
Mengingat vaksinasi memiliki lebih banyak efek dibandingkan risikonya, peluncuran vaksin yang sedang berlangsung tidak boleh dihentikan, kata Lam. “Hong Kong memiliki sistem persetujuan vaksin yang ketat dan mekanisme responsnya untuk kejadian merugikan pascavaksinasi sama dengan praktik internasional.” [Xinhua]