JAKARTA, WB – Kejahatan seksual begitu marak akhir-akhir ini. Parahnya, si pelaku tidak sendirian untuk mengelabui korban. Mereka “mengajak” yang lainnya atau bergerombol melakukan tindakan asusila.
Untuk menghindari hal tersebut seksolog Boyke Dian Nugraha mengimbau kepada remaja-remaja putri ketika berpakaian untuk tidak menonjolkan organ-organ atau lekuk tubuh.
“Mengharapkan remaja-remaja putri berpakaian sopan yang tertutup dengan tidak menonjolkan organ-organ atau lekuk tubuh,” kata Boyke saat menjadi narasumber dalam sebuah diskusi yang digelar media online, Jakarta, Kamis (15/6).
Menurut Boyke selain pornografi kurangnya pendidikan seksual juga merupakan salah satu faktor maraknya kejahatan seksual. “Maraknya pornografi berdampak besar pada kasus kejahatan seksual yang terjadi,” imbuhnya.
Dirinya juga berpandangan pelecehan dapat terjadi karena cara berkomunikasi yang kurang tepat. Misalnya gaya bicara yang mendayu-dayu dan terkesan lemah.
“Film porno bukan film tentang pendidikan seks,” ujar Boyke seraya menambahkan pelaku pemerkosaan yang disertai pembunuhan digolongkan sebagai sadistic dimana hasrat seksualnya bangkit setelah melihat korbannya menderita.
“Lebih dari 60 persen pelaku kejahatan seksual berasal dari keluarga yang tidak harmonis dan sering direndahkan. Untuk memberantas kejahatan seksual, orang tua harus memperhatikan betul pola asuh anak. Selain itu, sistem pendidikan juga perlu dibenahi,” jelas dia.
Umumnya lanjut Boyke seorang paedofil kurang mampu bergaul dengan orang-orang dewasa.
“(Saya) sepakat dengan keputusan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang melarang anak-anak melihat proses pemotongan hewan kurban,” tegas dia. []