JAKARTA, WB – Ketua DPP Hanura, Erik Satya Wardana, meminta agar perkembangan situasi politik saat ini tidak dimaknai sebagai politik pragmatis. Karena jika dilihat dari sisi pragmatis, tentunya publik menilai kalau kubu pendukung Jokowi telah dikalahkan oleh kubu Koalisi Merah Putih (KMP), dalam pemilihan ketua DPR dan MPR.
“Secara pragmatis memang kalah, tapi asal tahu saja ini baru tahap awal, masih ada pertempuran lainnya itu kalau dilihat dari sisi politik pragmatis,” tutur Erik di bilangan Cikini, Sabtu (11/10/2014).
Dan Erik melihat kalau saat ini, publik seperti sudah terdikotomi dengan gaya politik pragmatis, dimana sudah menjadi pembicaraan umum kalau dalam dua rapat paripurna yang menentukan ketua DPR dan MPR, kubu pendukung Jokowi sudah dikalahkan.
“Kalau konteksnya seperti itu, maka belahannya adalah kubu KMP harus terima kalau mereka tidak akan ada yang duduk di kabinet. Mereka tidak akan kebagian tempat baik itu untuk kabinet ataupun posisi dubes sekalipun,” ujar Erik.
Oleh karena itu, Erik berharap baik publik dan juga KMP agar bisa memaknai dan melihat politik sebagai perspektif yang ideal dan bukan pragmatis. Dimana parlemen yang dikuasai oleh oposisi, bisa dijadikan sebagai cek and ballance.
“Saya kira itu akan menciptakan kecerdasan kreatif,” ujar Erik. []