JAKARTA, WB – Kubu Jokowi – JK tengah sibuk mempersiapkan struktur kabinet untuk menyusun langkah strategis yang berkaitan dengan perencanaan pemerintahan 2015 melalui tim transisi yang dibentuknya.
Ketua DPP Partai Gerindra, Syarifuddin Sunding mengaku tidak keberatan partai tidak dilibatkan menjadi bagian dari tim transisi untuk mengurusi kesiapan Jokowi dalam membentuk kabinet barunya. Ia juga setuju jika Jokowi berencana mengangkat menteri di luar dari Parpol.
“Iya kita menghargai itu dan kita sangat setuju, ketika menteri-menteri yang masuk ke dalam kabinet Jokowi-JK nanti itu tidak berbaju partai, karena itu nanti akan syarat akan berbagai macam kepentingan,” kata Syarifuddin, di Jakarta Selasa (12/8/2014).
Tapi mungkinkah itu?, Jokowi berani membentuk kabinet di luar dari kader Parpol, sementara ia sendiri bisa terpilih menjadi presiden karena mendapatkan dukungan dari partai koalisinya yakni Partai, PDIP, Nasdem, Hanura, PKB dan PKPI.
Namun, kata Sunding ia mengaku tidak masalah jika Jokowi mengunakan konsep tersebut dalam merekrut calon menteri. Ia membandingkan ada perbedaan gagasan Jokowi dengan kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang sebagian besar diduduki oleh para petinggi parpol.
“Contoh kasus dalam kabinet SBY seperti itukan (menteri menjabat kepengurusan di partai). Dan itu menjadi pertimbangan akan membuat kabinet Jokowi-JK tidak akan efektif nantinya,” katanya.
Dengan begitu, Sunding berharap, Jokowi lebih mementingkan kepentingan rakyat dari pada parpol untuk membentuk kabinet yang benar-benar profesional. Selain itu, Syarifuddin menampik jika pola seperti ini akan menghilangkan peran dan fungsi parpol.
“Saya kira tidak seperti itu, partai politik itu juga ada di parlemen. Tidaklah semata-mata masuk ke dalam struktur pemerintahan,” jelasnya. []