WARTABUANA – Bertujuan untuk mendapatkan informasi pribadi terkait pemilihan umum di AS, Perusahaan induk Google, Alphabet Inc, mengaku sudah menghapus pencarian iklan yang ternyata bertujuan meminta bayaran dari para pemilih.
Seperti dilansir Reuters, juru bicara Google menyebut bahwa lembaga nirlaba Tech Transparency Project masih menemukan iklan-iklan yang melanggar kebijakan mereka, dengan kata kunci antara lain ‘daftar untuk memilih’, ‘memilih lewat email’, dan ‘di mana letak TPS saya’.
Tech Transparency Project melaporkan hampir sepertiga dari lebih 600 iklan yang ditemukan di Google Search membawa pengguna ke situs-situs yang meminta bayaran untuk mengambil data pribadi, memasang ekstensi berbahaya di peramban atau memberikan iklan menyesatkan lainnya,
Google menyatakan mereka belum mengetahui bagaimana iklan tersebut bisa lolos karena mereka meninjau secara otomatis maupun manual.
“Kami memiliki kebijakan yang ketat untuk melindungi pengguna dari informasi palsu tentang prosedur pemungutan suara dan jika menemukan iklan yang melanggar kebijakan kami serta berbahaya untuk pengguna, kami menghapus dan memblokir pengiklan untuk memasang iklan serupa,” kata juru bicara Google.
Para penyelenggara platform media sosial diminta untuk mengatasi misi nformasi menjelang Pemilu Presiden di AS pada November mendatang.[]