JAKARTA, WB – Banyaknya gerakan mahasiswa, bukanlah perbuatan haram. gerakan mmahasiswa harus terus- menerus digalang karena kekuasaan yang cenderung tersangkut penyakit akut yang bernama korup.
Pernyatan itu dilontarkan mantan Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia pada masa NKK/BKK, Biner Tobing, dalam sambutan pembukaan dialog Nasional Lintas Generasi bertema `Diperlukan Kepemimpinan Nasional yang Kuat untuk Perubahan Mendasar` Kamis (16/42015).
“Gerakan tersebut tidak harus berhenti walau kita telah berhasil memilih presiden dan wakil
rakyat, karena tujuan gerakan setiap generasi adalah perubahan yang mendasar dan sistemik serta membangun peradaban,” ujar Biner.
Sementara itu, mantan Dewan mahasiswa IPB, Indra Adil mengatakan, dirinya sebenarnya tidak mengharap orang-orang pemerintahan mau hadir dalam dialog nasional tersebut. Pasalnya mereka orang-orang mapan yang pasti tidak mau diusik kenyamanannya”.
Sementara itu Sukmadji Indro Tjahyono mantan Ketua Dewan Mahasiswa ITB menyatakan bahwa saat ini rakyat telah memiliki pengetahuan, logika, dan akal sekatnya sendiri.
“Rakyat memiliki daulat terhadap negara. Rakyat memiliki kecerdasan yang sempurna, karena itu jangan coba-coba berkhianat, menipu, dan mengelabui. Jangan pandang rakyat adalah orang-orang bodoh yang mudah dibohongi,” ujarnya.
Tjahyono menambahkan, naiknya harga BBM secara sporadis, harga-harga sandang pangan yang meroket, nilai kurs rupiah terhadap dollar yang merosot, membuktikan kembali bahwa negara dan pemerintah tidak hadir dan tidak bekerja. Diputusnya komunikasi antara pemegang dan pemberi mandat sudah dalam tahap bahaya.
“Memperingatkan lembaga negara dengan baik-baik serta kapan harus marah dan meletus seperti gunung Krakatau. Setiap perubahan politik yang mendasar bukan dilakukan oleh partai-partai politik, melainkan oleh gerakan pemuda, mahasiswa, dan rakyat,”ujar Tjahyono,
Dalam kesempatan tersebut diundang para pembicara antara lain Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Mochtar Efendi Harahap, Agus Salim Harimurti, dan Ichsanudin Noorsy. Sedangkan pembicara mewakili berbagai angkatan antara lain Soeryadi (`45), Cosmas Batubara (`66), Judhilhery Justam (`74), Indro Tjahyono (`77/78), Amarsyah (`80), Kasino (`98), Gideon Ketaren (2000).[]