JAKARTA, WB – Kubu Romahurmuziy (Romi) mengecam kubu Suryadharma Ali (SDA) yang telah sengaja menyeret-nyeret Ketua Majelis Syariah PPP Maimun Zubair (Mbah Moen) untuk ikut dalam kisruh partai berlambang kabah ini.
“Kubu PPP SDA (Suryadharma Ali) dan Djan Farid sengaja menarik beliau (Maimun Zubair) karena kesepuhannya yang bukan bagiannya sehingga sebenarnya beliau tidak tahu menahu,” ujar Emron Pangkapi kepada wartawan di Jakarta, Rabu (22/10/2014)
Wakil Ketua Umum PPP ini mengatakan, beberapa oknum itu sengaja memanfaatkan karismatik Kiai Haji Maimun Zubair untuk memecah belah PPP.
Peryataan Emron ini juga menanggapi pernyataan kubu Suryadharma Ali yang mengatakan jika Muktamar PPP ke-8 di Surabaya pada 15-18 Oktober lalu tidak sah.
Dengan menggunakan kapasitas Mbah Moen, Emron menuding jika para oknum tersebut malah merendahkan seorang kiai karismatik itu.
“Mereka sudah menghadap-hadapkan kader partai dengan ulama kita. Itu sama saja merendahkan kiai Maimun Zubair,” ujarnya.
Emron menambahkan juga bahwa posisi Dewan Syariah PPP tidak sama dengan dengan dewan syuro PKB dan PKS. Ia menilai majelis syariah partainya bukan eksekutif partai.
Ia mengklaim Muktamar di Surabaya sesuai dengan AD/ART. Dalam Muktamar itu juga merupakan bagian dari islah atas konflik yang terjadi diantara kubu Romy dan SDA. Berdasarkan konstitusi partai. Muktamar sah apabila dihadiri setengah pimpinan wilayah.
“Muktamar (Surabaya) dihadiri 24 dari 33 pimpinan wilayah seluruh indonesia dan dihadiri 420 pimpinan dari 497 pimpinan cabang,” tegasnya
Ia menambahkan, dalam Muktamar di Surabaya itu setidaknya mengambil 4 keputusan, diantaranya mendukung pemerintahan Jokowi-JK dalam memimpin RI lima tahun kedepan dan seara aklamasi menetapkan Romy sebagai ketua umum DPP PPP.
“Sehubungan dengan itu tidak ada lagi Muktamar apapun berdasarkan keputusan Muktamar Surabaya,” pungkas Emron. []