JAKARTA, WB – Politisi Partai Golkar Zainuddin Amali, terancam tidak bisa lagi dicalonkan sebagai Ketua Umum Partai Golkar, karena sikapnya yang berbeda pandangan dengan Fraksi Golkar saat voting Undang-Undang Pilkada di DPR.
Zainuddin yang lebih mendukung Pilkada langsung itu mengaku, sudah mendapatkan peringatan dari pengurus DPP. Ia sadar sikap politiknya yang berbeda itu akan mendatangkan sanksi keras.
“Saya sudah mendengar semalam ada rapat pleno DPP Golkar. Jadi ada beberapa klasifikasi, untuk yang memiliki jabatan seperti saya sudah mendapatkan peringatan,” ujarnya Sabtu (27/9/2014)
Selain Zainuddin, 10 anggota Fraksi Golkar juga menolak pelaksanaan Pilkada tidak langsung. Mereka yakni, Poempida Hidayatulloh, Agus Gumiwang Kartasasmita, Nusron Wahid, Emil Abeng, Neil Iskandar, Oheo Sinapoy, Gusti Iskandar, Chairuman Harahap, Nudirman Munir, dan Taufik Hidayat.
“Saya dengar ini peringatan keras terakhir. Artinya sekali lagi melakukan selesai saya,” ujarnya.
Padahal sebelumnya, nama Zainuddin termasuk salah satu nama yang masuk dalam bursa kandidat calon Ketua Umum Golkar, menggantikan Setya Novanto. Namun kini, nama Ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur itu telah hilang dalam bursa calon ketua Fraksi Golkar. “Saya sebagai salah satu kandidat ketua fraksi tereliminasi,” tuturnya. []