JAKARTA, WB – Banyaknya para lulusan sarjana yang menganggur, dinilai oleh Ketua Komisi IX DPR RI, Dede Yusuf, sebagai fenomena yang mengkhawatirkan.
Dia menyebut berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran lulusan universitas pada 2016 saja sudah meningkat dari 5,34 persen menjadi 6,22 persen. Maka tak ayal, jika banyak sarjana
yang terpaksa menjadi sopir ojek demi menyambung hidup.
“Menjadi sopir ojek tidak salah, itu profesi halal. Tapi itu tidak meniadakan keharusan pemerintah menepati janji membuka 10 juta lapangan pekerjaan kan,” ujar Dede, Rabu (11/1/2017).
Dia pun mengingatkan pemerintah terkait janjinya untuk menghadirkan 10 juta lapangan kerja di Indonesia. Yaitu lapangan pekerjaan untuk rakyat Indonesia sendiri dan bukan lapangan pekerjaan untuk rakyat negara lain. Dede juga mengingatkan agar pemeirntah tidak menilai sepele isu tenaga kerja asing asal Cina yang ilegal.
Menurut data BPS 2016, penduduk yang bekerja di sektor pertanian turun dari 40,12 juta orang menjadi 38,29 juta orang. Begitu pula penduduk yang bekerja di sektor industri juga mengalami penurunan dari 16,38 juta orang menjadi 15,97 juta orang. Artinya, sektor pertanian dan industri tidak mampu lagi menyerap para pengangguran.
“Ini jelas menghawatirka, karena mestinya pengangguran bisa terserap di kedua sektor tersebut,” tandas politisi Demokrat ini.[]