WARTABUANA – Negara China menuntut pembebasan dengan segera atas CFO Huawei, Meng Wanzhou yang ditahan di Kanada, karena penangkapannya akan berkembang menjadi insiden yang mengancam hubungan diplomatik.
Pemerintah China menyerukan kepada Kanada dan AS untuk mengklarifikasi alasan mereka atas penahanan Meng yang ditangkap di bandar udara Vancouver pada akhir pekan lalu dan menghadapi ekstradisi ke AS.
Kanada baru mengkonfirmasi penahanan peremuan 46 tahun itu pada Rabu malam waktu setempat (5/12/2018) atau Kamis pagi WIB (6/12/2018).
Mengutip The Guardian, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, mengatakan pada Kamis bahwa Beijing menyerukan Ottawa dan Washington untuk segera mengklarifikasi alasan penahanan dan meminta segera membebaskan Meng.
Kontroversi tersebut mengancam untuk mendorong irisan lebih jauh antara AS dan China. Geng mengatakan China telah memberikan bantuan konsuler kepada Meng sejak mengetahui penangkapannya.
Meng adalah salah satu wakil ketua di dewan perusahaan teknologi China dan merupakan putri dari pendiri Huawei, Ren Zhengfei.
Penangkapannya dilaporkan terkait dengan dugaan pelanggaran sanksi AS. Sidang pengadilan telah ditetapkan pada Jumat (6/12/2018), menurut departemen peradilan Kanada.
Dalam sebuah pernyataan, departemen itu menegaskan bahwa Meng telah ditangkap dan menghadapi ekstradisi ke AS.
“Karena ada larangan publikasi yang berlaku, kami tidak dapat memberikan detail lebih lanjut pada saat ini. Larangan itu permintaan Nyonya Meng,” kata mereka.
Saham berjangka AS dan saham Asia jatuh setelah penangkapan Meng. Berita itu muncul ketika Washington dan Beijing memulai negosiasi tiga bulan yang ditujukan untuk mengurangi perang perdagangan, menambah kekhawatiran investor global atas kenaikan suku bunga AS dan risiko lainnya terhadap pertumbuhan ekonomi global.
“AS sendiri telah mengatakan kepada sekutunya untuk tidak menggunakan produk Huawei karena alasan keamanan dan kemungkinan akan terus menekan sekutu-sekutunya,” kata Norihiro Fujito, kepala strategi investasi di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities, di Tokyo, Jepang.[]