WARTABUANA – China merilis pedoman baru mengenai pencegahan dan pengendalian tuberkulosis di kampus-kampus pendidikan guna mencegah penularan penyakit tersebut serta melindungi kesehatan guru dan pelajar.
Meskipun terjadi penurunan kasus dalam beberapa tahun terakhir, China menanggung beban berat akibat tuberkulosis karena populasinya yang besar, menurut pedoman yang dikeluarkan oleh Komisi Kesehatan Nasional dan Kementerian Pendidikan China.
Pelajar merupakan salah satu kelompok kunci yang rentan tertular penyakit tuberkulosis, ungkap dokumen itu, seraya menambahkan bahwa insiden yang dilaporkan di kalangan pelajar mencakup sepertiga dari total kasus tuberkulosis di seluruh populasi China, yang secara umum cenderung menurun.
Periode Maret hingga April dan September, yang biasanya menandai awal semester musim semi dan musim gugur, masing-masing merupakan musim puncak kasus tuberkulosis yang dilaporkan di kalangan pelajar, papar pedoman tersebut.
Mengingat risikonya, pedoman tersebut memperkuat tanggung jawab dan tugas otoritas pendidikan dan kesehatan untuk pencegahan dan pengendalian tuberkulosis di kampus-kampus, serta meningkatkan sejumlah langkah pencegahan terperinci untuk sekolah-sekolah.
Pedoman tersebut meminta sekolah-sekolah untuk memperkuat upaya pencegahan dan pengendalian rutin, mewajibkan tes tuberkulosis dalam pemeriksaan kesehatan untuk siswa baru dan staf pengajar, serta meningkatkan kesadaran perlindungan diri.
Lingkungan sekolah harus ditingkatkan, terutama di tempat-tempat berkumpul, kata pedoman itu. Selain itu, pedoman tersebut juga menjabarkan secara terperinci penanganan kasus sporadis dan menekankan kapasitas tanggap darurat yang lebih baik. [xinhua]