JAKARTA, WB – Kasus kejahatan seksual pada anak dengan berbagai bentuk (pencabulan, sodomi, perkosaan, incest, bahkan berujung pada pembunuhan) seperti wabah pandemi. Terjadi merata di 34 Provinsi di Indonesia.
Psikolog Elly Risman dalam perbincangannya di salah satu televisi nasional beberapa waktu lalu mengemukan sesayang-sayangnya kita pada anak, tetap saja, kita tak bisa berada disamping mereka sepanjang waktu untuk melindunginya. Dan karenanya, penting sekali bagi anak-anak untuk bisa ‘aware’ terhadap ancaman kekerasan seksual.
Kekerasan seksual pada anak lanjut Elly adalah kegiatan atau aktivitas seksual yang dilakukan oleh orang dewasa atau oleh anak yang lebih besar, terhadap anak atau balita. Kegiatan itu berupa menunjukkan diri atau kemaluannya, membelai atau meremas-remas anak dan melakukan perkosaan.
“Caranya kita sebagai orang tua tingkatkan komunikasi dengan anak. Karena dengan komunikasi yang baik kita dapat membantu anak untuk memiliki kesadaran dan ketajaman perasaan terhadap apa yang mungkin terjadi terhadap dirinya. Kita mengajarkan mereka untuk lebih waspada. Caranya bisa dengan menceritakan tentang peristiwa yang sering terjadi saat ini. Tapi gunakanlah kata-kata yang sesuai dengan usia dan kemampuan berfikir anak, sehingga tidak membuatnya tegang atau stress,” tutur Elly.
Dalam berdialog, usahakan untuk mengontrol ekspresi wajah agar tetap rileks dan nada suara yang lembut dan rendah. “Meningkatkan harga dan kepercayaan dirinya. Anak diajarkan bahwa diri dan tubuhnya adalah sesuatu yang sangat berharga baginya, bagi kita dan bagi seluruh keluarga. Untuk itu ia harus menjaga dan memeliharanya dengan baik,” imbuh Elly.
Terhadap anak kita bisa menjelaskannya sebagai berikut. “Tidak semua orang boleh menyentuh badan adek ya, terutama dari bahu sampai di atas lutut. Bagian ini hanya boleh disentuh oleh : mama, ayah, dan mba Siti…”urai Elly.
Hal ini tidak susah bagi anak, karena mereka biasanya sangat sensitive dengan miliknya : “Ini punyaku !:. “ Ini bonekaku, sepedaku, pensilku!”. Jadi mereka dengan mudah bisa diajarkan untuk merasa dan berani mengatakan : “ Ini badanku !’ Ini milikku !”
Elly juga menyarankan untuk mengatakan pada anak. “Jangan lupa ya sayang, ini badan adek yang paling berharga… Tidak sembarangan orang boleh pegang atau elus-elus badan adek ya, Ngerti kan ?” pungkas Elly. []