WARTABUANA – Badan Regulator Kesehatan Brasil (Anvisa) pada Jumat (12/3) mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyetujui registrasi vaksin COVID-19 yang dikembangkan bersama oleh AstraZeneca Inggris dan Universitas Oxford, serta obat antivirus remdesivir untuk pengobatan penyakit itu.
Menurut Anvisa, dua registrasi yang berbeda telah diberikan kepada AstraZeneca dan lainnya kepada Oswaldo Cruz Foundation (Fiocruz) Brasil, pusat penelitian medis terkemuka di Rio de Janeiro yang akan memproduksi vaksin COVID-19 di negara Amerika Selatan tersebut.
Ini menjadi registrasi definitif kedua yang disetujui oleh Anvisa, usai pihaknya memberikan otorisasi vaksin Pfizer-BioNTech pada 23 Februari.
AstraZeneca dan Fiocruz mengajukan registrasi vaksin pada 29 Januari.
“Dengan persetujuan saat ini, masyarakat dapat menerima sebuah sertifikat yang menyebut produk itu telah memenuhi persyaratan yang sebanding dengan sejumlah lembaga regulator paling dihormati di dunia,” ujar Anvisa.
Vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca telah mengantongi izin penggunaan darurat di Brasil, sama halnya dengan vaksin Coronavac, yang dikembangkan bersama oleh perusahaan farmasi China, Sinovac, dan Institut Butantan Sao Paulo.
Remdesivir menjadi obat pertama yang mengantongi izin di Brasil untuk pengobatan pasien COVID-19.
“Zat itu mencegah proses replikasi virus corona di dalam tubuh, sehingga memperlambat proses infeksi. Registrasi tersebut telah diberikan kepada laboratorium Gilead,” kata badan regulator itu, mengacu pada obat suntik tersebut, yang akan diproduksi oleh perusahaan dalam bentuk bubuk untuk diencerkan.
Selama uji klinis obat itu di Brasil, tidak ada efek samping serius yang dilaporkan terjadi di antara para sukarelawan. [Xinhua]