JAKARTA, WB – Jelang perayaan hari Natal 2014 dan Tahun Baru 2015, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan total produk sebanyak 72.814 kemasan dengan nilai keekonomisan mencapai Rp2,91 miliar.
“Nilainya hampir Rp3 miliar. Jangan lihat nilainya, tapi ini seperti gunung es, karena produk ini mengganggu kesehatan,” kata Kepala BPOM, Roy Sparringa saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (22/12/2014).
Ia menjelaskan, produk yang menjadi target pengawasan adalah Pangan Tanpa Izin Edar (TIE), pangan kedaluwarsa, pangan dalam kondisi rusak, pangan tidak memenuhi ketentuan (TMK) label termasuk label tanpa bahasa Indonesia.
“Ini hasil hingga 19 Desember 2014, pangan kedaluwarsa merupakan temuan terbanyak dalam intensifikasi pengawasan pangan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Roy mengungkapkan, dari total temuan produk mencapai 72.814 kemasan terdiri dari produk kedaluwarsa yang paling tinggi mencapai 49.647 (68,18 persen), lalu Tanpa Izin Edar (TIE) mencapai 15.483 (21,26 persen), produk rusak 5.199 (7,14 persen), TMK label 2.433 (3,34 persen) dan label tanpa bahasa Indonesia mencapai 52 (0,07 persen).
“Bukan berarti BPOM melakukan pengawasan di hari besar saja. Kita pun rutin melakukan pengawasan,” tuturnya. []