JAKARTA, WB – Pemerhati Politik dari Lembaga Lingkar Madani Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti menjelaskan, sejak Joko Widodo (Jokowi) mendeklarasikan Tim Transisi, telah terjadi banyak blunder, salah satu adalah pengangkatan Hendropriyono sebagai Penasehat Tim Transisi.
“Pengangkatan Hendropriyono sebagai penasihat tim transisi, ini termasuk blunder yang mencemaskan, karena seperti memberi peluang pada aktor yang memiliki catatan kurang postif pada upaya penegakan dan penghormatan HAM,” ujar Ray, kepada wartabuana, Senin (11/8/2014).
Selain pengangkatan tersebut, disisi lain pembentukan Tim Transisi oleh calon presiden pemenang versi Komisi Pemilihan Umum (KPU) itu, juga sebagai langkah awal blunder yang dilakukan oleh mantan walikota Solo tersebut.
“Hingga sekarang, Jokowi tak berani mengungkapkan dari mana asal muasal biaya atau dana dari tim ini,” bebernya.
Menurutnya, cakupan kerja sekretariat Tim Transisi, pastinya banyak melibatkan orang perorang, hal itu kata Ray, akan membutuhkan biaya yang tentunya tidak sedikit.
“Sayangnya, Jokowi kali ini terlihat agak emoh untuk transparan soal besaran dan sumber dananya. Tentu ketertutupan akan menimbulkan pertanyaan yang biasanya akan berujung pada asumsi negatif,” paparnya.
Blunder lain akibat terbentuknya rumah kabinet itu, lanjut Ray adalah aktivitas Tim Transisi yang lebih banyak soal struktur dan juga personalia kabinet. Tim transisi dinilai Ray tak ubahnya tim kabinet bayangan.
“Tim transisi tak ubahnya seperti kabinet bayangan,” pungkas Ray. []