WARTABUANA – Presiden Ke-3 Indonesia Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie meraih Penghargaan Roosseno Award Bidang Aeronautika dari Biro Oktroi Roosseno di Auditorium Oktroi Plaza, Kemang Jakarta, Sabtu (23/8/2014) malam.
“Pemberian penghargaan ini hasil kesepakatan Dewan Penilai yang anggotanya terdiri dari Prof Bambang Hidayat, Prof Mardjono Siswosuwarno, Prof Magnis Suseno, Prof Satrio Soemantri Brodjonegoro, dan saya sendiri,” jelas Prof Toeti Heraty di Jakarta, Sabtu (23/8/2014).
Roosseno Soerjohadikoesoema sendiri pernah menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum di Kabinet Ali Satroamidjojo pada tahun 1953 dan dikenal sebagai Bapak Beton Bertulang Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Habibie berharap penghargaan yang diberikan kepadanya dapat menjadi momentum bagi para ilmuwan untuk bersatu dalam membangun bangsa. “Ini suatu kebanggaan bagi saya, bisa menerima penghargaan ini. Apalagi, saya sudah kenal dengan Om Roosseno sejak SMA di Bandung,” ujar Habibie.
Dalam tiga tahun terakhir, Biro Oktroi Roosseno bekerjasama dengan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (2011, 2012) dan Dewan Rempah Indonesia (2013) telah menyelenggarakan tiga program bantuan dana penelitian.
Program pertama tahun 2011, bantuan dana penelitian untuk bidang sains dan teknologi, yaitu energi alternatif, ketahanan pangan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati dengan 5 pemenang dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur, Universitas Atma Jaya, Jakarta, Institut Teknologi Bandung, Bandung, Jawa Barat dan Lembaga Biomolekuler Eijkman, Jakarta.
Program kedua tahun 2012, bantuan dana penelitian untuk bidang sosial-humaniora dan indikasi geografis dengan 6 pemenang dari STKIP Santo Paulus, Ruteng, Flores, Nusa Tenggara Timur, Lembaga Studi Agama dan Masyarakat Aceh, Aceh, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,Universitas Indonesia, Jakarta, Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan dan, Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur.
Program ketiga tahun 2013, bantuan dana penelitian diberikan kepada para peneliti yang menekuni rempah-rempah Indonesia, khususnya untuk komoditas pala, lada, kayu manis, gambir, dan pemanfaatan rempah lain dengan 6 pemenang dari Unit Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Politeknik Negeri Pontianak, Pontianak, Kalimantan Barat, Fakultas Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Fakultas Farmasi Universitas Jember, Jember, Jawa Timur, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor, Jawa Barat, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat dan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB, Bogor, Jawa Barat
Para pemenang pada program-program terdahulu telah memberikan hasil penelitian yang luar biasa, tiga di antaranya sedang dalam proses perolehan hak paten, beberapa yang lain telah menghasilkan publikasi internasional, presentasi pada konferensi internasional, dan menjadi dasar untuk pengembangan iptek dan penelitian selanjutnya. Ada pula penelitian yang kemudian menjadi tenar di media, yaitu tentang rumah dan pergulatan identitas orang Wae Rebo, Manggarai, Flores Barat. Bahkan, pada 23 Maret 2013, UNESCO memberi anugerah sebagai UNESCO Top Award of Excellence 2012 for Wae Rebo`s Mbaru Niang traditional houses on Flores.
Tidak ketinggalan pula penelitian yang kemudian berlanjut dengan kerja sama antara Biro Oktroi Roosseno dengan Assosiasi Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Sarung Sutera Mandar (AMPIGSSM), Polewali-Mandar, dalam proses pendaftaran perlindungan Indikasi Geografis Tenun Sutera Mandar untuk dilindungi kekhasan tenun sutera yang dihasilkan oleh masyarakat daerah Polewali-Mandar, Sulawesi Barat.
Rangkaian program bantuan dana penelitian ini adalah upaya Biro Oktroi Roosseno untuk melanjutkan semangat dan idealisme Prof. Roosseno almarhum, yang sangat concerned pada learning by doing ( yang adalah by research and development and through practice/empirical). Dengan alasan itu pula lah, selanjutnya program bantuan dana penelitian yang bersifat kompetisi ini diberi nama ROOSSENO AWARD.
Pada tahun 2014, Roosseno Award akan diberikan kepada tokoh Indonesia yang memberi inspirasi kepada bangsa Indonesia dan dunia internasional atas semangatnya dalam ilmu pengetahuan, teknologi, penemuan, dan paten. Dalam hal ini pimpinan Biro Oktroi Roosseno telah memutuskan penghargaan diberikan kepada Prof. Dr. B.J. Habibie karena memenuhi kriteria tersebut.
Simbol yang dipilih sebagai logo Roosseno Award adalah wujud buah belimbing, tampak di tengah gambar menyerupai irisan mendatar buah belimbing dengan batang-batang tertancap di atasnya. Gambar tersebut adalah ilustrasi salah satu invensi Prof. Roosseno, yaitu sistem fondasi yang telah mendapatkan paten dari Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual dengan nomor paten ID 0 000-341.
Invensi atau penemuan ini merupakan pengembangan konstruksi tiang pancang beton yang pada hakekatnya tidak perlu dipancang sampai menembus lapisan tanah keras. Pada tiang pancang beton berbentuk bundar, segi empat atau bersegi lebih banyak, dipasangkan empat atau lebih sirip di sepanjang tiang pancang tersebut sehingga penampang mendatar tiang pancang beton tersebut akan terlihat seperti irisan mendatar buah belimbing. Bentuk irisan mendatar buah belimbing ini juga menjadi inspirasi bentuk award yang akan diberikan kepada para peneliti pemenang kompetisi penelitian.
Adapun tujuan pemberian penghargaan ini adalah untuk Membangkitkan semangat masyarakat Indonesia dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, penemuan, dan paten dengan inspirasi tokoh Indonesia dengan prestasi tingkat dunia.
Dan menjadi sasaran adalah para Tokoh Indonesia yang memberi inspirasi kepada bangsa Indonesia dan dunia internasional atas semangatnya dalam ilmu pengetahuan, teknologi, penemuan, dan paten. [ded]