Jakarta, WB – Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Fadel Muhammad, menjelaskan, kalau manuver politik yang dilakukan Golkar dengan memilih bergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP), merupakan pilihan dinamika politik yang akhirnya berhasil merangkuh tampuk dua pimpinan DPR dan MPR.
“Golkar bergabung dengan koalisi permanen KMP, kita ingin membuat inovasi politik, dimana jika kalah di eksekutif kita ambil yang legislatif. Di KMP kita berkumpul dan mengatur strategi pemenangan,” ujar Fadel dibilangan Cikini, Sabtu (11/10/2014).
Dari dua hasil pemilihan yang dilakukan, KMP memang telah menyapu bersih semua lini. Namun diakui Fadel kalau proses saat pemilihan ketua DPR tidaklah mempunyai nilai bagus di mata masyarakat.
Berangkat dari itupun, Fadel dan koalisi KMP mengubah strategi di pemilihan MPR. Dan hasilnya, KMP kembali membungkam kubu pendukung Jokowi yang saat itu diprediksi akan menjadi pemenang, dengan selisih suara sedikit.
“Proses di DPR tidak bagus. Dan kita tidak mau itu juga terjadi di proses MPR, jadi kita bagi tugas lah,” ujar Fadel.
Ternyata sebagai orang yang pernah menjabat sebagai pemerintahan daerah, Fadel hampir mengenal sebagian besar anggota yang kerap disapa senator itu. Alhasil dia melobi anggota DPD yang memang tidak terlalu menyukai Oesman Sapta untuk menjadi ketua.
“Anggota DPD wanita ternyata banyak yang tidak suka dengan Oesman Sapta. Maka kita dekati mereka, disisi lain, PPP juga tidak solid saat itu,” bebernya.
Dengan perolehan kekuasaan baik di DPR dan MPR, dinilai Fadel adalah ajang untuk pengawasan mengawal program pemerintah yang pro rakyat.
“Kita harus tujukan kepada masyarakat, kalau legislatif itu peran terhormat, kita tegas akan mengawal program dengan pro rakyat, jika tidak kita akan berikan perubahan dengan inovasi kepemerintah,” tandas Fadel. []