JAKARTA, WB – Upaya penanganan darurat akibat banjir, longsor, gelombang pasang dan cuaca ekstrem masih dilakukan di Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara. Bencana banjir dan longsor menimpa enam kecamatan (Tahuna, Tahuna Barat, Tahuna Timur, Manganitu, Kendahe, Tamoko, Manganitu Selatan dan Tatoareng) di Kabupaten Sangihe pada 20-21 Juni 2016.
“Dampak yang ditimbulkan lima orang tewas, dua orang hilang, dan kerusakan rumah dan infrastruktur senilai Rp 57 milyar. Kusakan perumahan meliputi 44 unit rumah rusak berat, 116 unit rumah rusak sedang, dan 49 unit rumah rusak ringan,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho kepada wartawan di Jakarta, Jumat (24/6).
“Pengungsi sebanyak 610 jiwa ditampung di dua lokasi, gereja Imanuel dan SD Kolngan Beha. Pendataan dampak bencana masih dilakukan,” imbuh Sutopo.
Tim Reaksi Cepat BNPB dipimpin Direktur Tanggap Darurat BNPB telah berada di lokasi bencana sejak Rabu (22/6/2016) untuk mendampingi BPBD.
BNPB menyerahkan bantuan dana siap pakai untuk operasional penanganan darurat Rp 350 juta yang diterima Bupati Kepulauan Sangihe. TRC BNPB melakukan kaji cepat dan bantuan siap saji serta peninjauan lokasi pengungsian dan daerah terdampak bencana. BPBD Provinsi Sulawesi Utara telah menyalurkan bantuan logistik dan peralatan.
“BPBD Kep Sangihe bersama TNI, Polri, SAR, SKPD, dan lainnya melakukan penanganan pengungsi, pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi dan warganyg terdampak, dan pembukaan akses jalan. Kebutuhan mendesak saat ini adalah kebutuhan dasar pengungsi, dapur umum, air bersih, wc darurat, manajemen pengungsian, pengalian longsoran yang menimbun korban jiwa, pembukaan akses jalan, normalisasi alur sungai, perbaikan sarana air bersih dan perbaikan jaringan listrik,” tandas Sutopo. []