JAKARTA, WB – Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) mengaku sudah lama mengendus adanya permainan sejumlah bawahannya dalam menangani sejumlah proyek di DKI.
“Di SKPD itu juga ada oknum main nyolong. Contoh rehab gedung, gimana cara oknum SKPD nyuri rehab gedung? Main dengan konsultan, mungkin ya. Gimana cara nyolongnya, jumlah hari kerja orang swasta seminggu dia bikinnya 3 bulan, swasta kerja 10 orang dia laporin 60 orang,” terang Ahok di Balai Kota, Kamis (26/3/2015).
Tak hanya sampai situ, menurutnya, SKPD ini juga memainkan jumlah bahan dasar.
“Terus alat yang dipakai batu swasta, lima kubik (misalnya) dia 7 kubik. Saya tau kok. Makanya proyek-proyek pemerintah itu semua mahal,” lanjut dia.
Dari situlah Ahok memprediksi jika seolah-olah DPRD yang me-mark up anggaran yang sudah ada melalui sejumlah pokok-pokok pikiran (pokir). Sehingga para oknum ii bisa mencari celah mendapat keuntungan dari sejumlah proyek tersebut.
“Begitu ke belakang ada Bappeda tiba-tiba nongol, nah itu yang dikatakan BPKAD ada siluman. Oknum SKPD juga nakal. Misal bikin separator busway tinggal beli aja, dia pikir nggak ada untung nih. Dia nggak mau, seolah-olah yang nyoret DPRD. Yang dia mau ada keuntungan,” tutur dia.
Dari situlah, mantan Bupati Belitung Timur itu bersikukuh agar APBD 2015 menggunakan sistem e-budgeting. Selain itu, semua tender dan sebagainya diatur dalam e-katalog.
“Maka tahun 2015 begitu saya pake e-budgeting kan tidak bisa sembarang ngisi lagi,” jelasnya.[]