JAKARTA, WB – Massa buruh dari area Jabodetabek hari ini (1/9) dipastikan akan berunjuk rasa menuntut hidup layak. Karena itu bagi pengendara yang akan melintas agar menghindari seputaran bundaran Hotel Indonesia dan Jalan Medan Merdeka Barat Jakarta Pusat.
“Kami meminta maaf jalanan akan terganggu, namun macet di Jakarta sudah biasa, aksi ini demi perbaikan nasib kaum buruh pada situasi ekonomi yang semakin sulit,” ujar Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal, Jakarta, kemarin.
Tak hanya Jakarta aksi ini juga dilaksanakan di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah Jawa Timur, Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Lampung, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Sulawesi Utara, dan lain-lain.
Di luar DKI Jakarta, aksi akan dipusatkan di kantor gubernur masing-masing daerah. Khusus untuk aksi di Jabodetabek, titik kumpul aksi akan dilakukan Bundaran Hotel Indonesia, kemudian “long march” ke Istana Kepresidenan dan siang harinya aksi di lanjutkan ke Kementerian Kesehatan dan Kementerian Ketenagakerjaan.
Dikatakan Said aksi ini dimulai sekitar pukul 10.00 WIB kemudian puluhan ribu buruh yang tergabung dalam Gerakan Buruh Indonesia ini akan long march dari Bundaran Patung Kuda di Jalan Merdeka Barat menuju Istana Negara.
Dalam aksi yang akan dilakukan sekira pukul 10.00 WIB hingga waktu yang tidak dapat ditentukan tersebut, puluhan ribu buruh yang tergabung dalam Gerakan Buruh Indonesia ini akan long march dari Bundaran Patung Kuda di Jalan Merdeka Barat menuju Istana Negara.
Selanjutnya dari Istana Negara, para buruh kemudian melanjutkan aksinya ke dua lokasi yaitu Kementerian Tenaga Kerja di Jalan Jenderal Gatot Subroto dan KementerianKesehatan di Jalan HR. Rasuna Said.
Sementara sepuluh tuntutan yang akan diminta buruh diantaranya penurunan harga barang pokok dan bahan bakar minyak (BBM). Kemudian menolak ancaman pemutusan hubungan kerja dengan alasan pelemahan nilai rupiah dan perlambatan ekonomi. Selain itu, menolak masuknya tenaga kerja asing dan menolak kebijakan penghapusan kewajiban berbahasa Indonesia bagi tenaga kerja asing.
Untuk upah 2016, buruh menuntut kenaikan minimal 22 persen dari upah tahun sebelumnya untuk menjaga daya beli. Buruh juga menolak keras Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pengupahan yang hanya berbasis inflasi plus dan pendapatan domestik bruto.
Buruh juga menuntut revisi Jaminan Pensiun Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan. Buruh menuntut manfaat pensiun yang sama dengan pegawai negeri sipil, bukan Rp300.000 per bulan.
Terkait kinerja BPJS Kesehatan, buruh mendesak badan tersebut memperbaiki pelayanan dan menghapus sistem INA CBGs dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 59 Tahun 2014 yang membuat tarif untuk rumah sakit menjadi murah.
Selain itu buruh menolak kenaikan iuran BPJS Kesehatan dan mendesak pemerintah menambah anggaran untuk penerima bantuan iuran (PBI) menjadi Rp30 triliun.
Buruh juga mendesak agar pengadilan hubungan industrial (PHI) dibubarkan dengan merevisi Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004. Selama PHI dipandang hanya menjadi kuburan bagi buruh.
Kecelakaan PT Mandom Terkait kecelakaan kerja yang terjadi di PT Mandom Indonesia, buruh mendesak pimpinan perusahaan tersebut dihukum karena telah lalai sehingga mengakibatkan 27 orang meninggal dan 31 lainnya terancam PHK.
Selain itu, kriminalisasi terhadap aktivis buruh juga kerap terjadi, dimana banyak aktivis buruh yang dipenjarakan, satu sisi ketika perusahaan salah, dari pihak kepolisian lambat sekali menindaknya.
Buruh juga mendesak Presiden Joko Widodo untuk mengganti Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri karena selama ini tidak bertindak apa pun dalam setiap kasus yang melibatkan buruh.
Dan terakhir, hapuskan perbudakan modern dengan mengesahkan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga. Bila tuntutan diabaikan maka KSPI akan melakukan aksi mogok basional di seluruh Indonesia. []