JAKARTA – Dalam kurun waktu 17 tahun, berdasarkan Nomor Izin Edar (NIE) yang terdaftar dalam Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) RI, saat ini Indonesia memiliki 23 obat-obatan tradisional berstatus fitofarmaka. Stimuno merupakan salah satu obat tradisional berstatus fitofarmaka pertama di Indonesia sejak tahun 2005.
Sebagai produk imunomodulator asli Indonesia dan telah teruji klinis secara khasiatnya, Stimuno mendapatkan penghargaan Indonesia Best Pharmacy Brand Award 2021 dari Warta Ekonomi.co.id.
Menurut Commercial Director PT Dexa Medica Bapak V. Hery Sutanto pada Rabu, 31 Maret 2021, reputasi Stimuno sebagai produk imunomodulator telah dipercaya oleh para konsumen sejak Stimuno mendapatkan status fitofarmaka 17 tahun yang lalu dari Badan POM RI.
“Stimuno saat ini tidak hanya dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia tetapi juga diekspor ke beberapa negara seperti Filipina, Nigeria, dan Kamboja. Terlebih lagi pada saat pandemi Covid-19 terjadi, kepercayaan masyarakat terhadap Stimuno semakin meningkat yang dibuktikan dengan pertumbuhan penjualan Stimuno yang naik signifikan,” jelas Bapak Hery.
Stimuno sebagai fitofarmaka yang berperan menjaga imun tubuh selain telah diuji secara klinik untuk beragam penyakit, Stimuno menjadi produk imunomodulator yang telah diterima oleh masyarakat baik untuk konsumen orang dewasa maupun anak-anak.
Selama 17 tahun berstatus OMAI fitofarmaka, Stimuno telah banyak mendapatkan pengakuan dan apresiasi dari berbagai pihak seperti Primaniyarta dari Kementerian Perdagangan RI sebagai produk yang mampu menembus pasar ekspor, Top Brand for Kids untuk Stimuno Syrup yang telah meraih penghargaan sebanyak 11 kali berturut-turut, Anugerah Produk Asli Indonesia, Mom’s Choice Brand, hingga Marketing Award untuk kategori Experiential Marketing. Apresiasi terbaru yang diperoleh Stimuno adalah penghargaan Indonesia Best Pharmacy Brand Award 2021 dari Warta Ekonomi.co.id.
Sebagai produk imunomodulator berstatus fitofarmaka pertama di Indonesia, Stimuno telah dipercaya menjaga imunitas keluarga Indonesia. Hal ini dibuktikan dari peran Stimuno dalam menjaga imunitas untuk mengatasi wabah penyakit tropis seperti demam berdarah di Indonesia yang terjadi setiap tahunnya, wabah penyakit pernafasan menular MERS yang terjadi di Timur Tengah dan terkait hal ini telah diujikan kepada para jemaah haji asal Indonesia, dan saat ini Stimuno tengah diujikan kepada pasien COvid-19 untuk gejala ringan-sedang.
Sebagai salah satu Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) berstatus fitofarmaka, Stimuno yang berbahan baku daun meniran hijau (Phyllantus niruri) ini, telah melalui sejumlah rangkaian pengujian, seperti uji praklinik, uji toksisitas atau keamanan dan cara kerja, uji efikasi, dan uji klinis di berbagai rumah sakit di Indonesia.
Menurut Direktur Pengembangan Bisnis dan Saintifik PT Dexa Medica Dr. Raymond Tjandrawinata , di Indonesia sudah banyak obat yang dikembangkan dari bahan herbal. Di antara obat-obatan berbahan alam, tanaman meniran hijau telah teruji klinis sebagai imunomodulator.
“Meniran ini ternyata aktif terhadap berbagai macam patogen. Sehingga baik spesific maupun non-spesific immune system, bisa naik menggunakan tanaman asli Indonesia ini,” kata Dr Raymond.
Tanaman meniran telah melalui uji klinis untuk berbagai penyakit, salah satunya untuk pasien TBC, hepatitis, infeksi saluran pernafasan akut, dan campak jerman. Dr Raymond juga mengatakan, saat ini sedang direncanakan uji klinis meniran untuk infeksi virus SARSCOV-2 gejala ringan hingga sedang.
Hal senada juga diungkapkan dr.H. Raveinal, SpPD-KAI, FINASIM yang merupakan pakar imunologi dari Universitas Andalas. dr Raveinal memaparkan tentang studi In Silico terhadap meniran hijau sebagai imunomodulator untuk melawan COVID-19. dr Raveinal menjelaskan bahwa komponen bioaktif dari meniran hijau antara lain cathecin dan quercetin.
“Secara keseluruhan, komponen cathecin dan quercetin dalam Phyllanthus niruri dapat menghambat proses peradangan yang berlebihan dan berfungsi sebagai imunomodulator pada kasus COVID-19,” ujar dr Raveinal dalam Expert Meeting Perhimpunan Alergi Imunologi (PERALMUNI) pada Minggu (28/3/2021).
Dalam diskusi di acara tersebut, terdapat beberapa kesimpulan di antaranya bahwa Phyllanthus niruri fitofarmaka telah terbukti baik secara praklinik dan klinik dalam meningkatkan aktivitas dan fungsi komponen sistem imun, baik imunitas spesifik maupun non spesifik, pada pasien dengan pelbagai infeksi patogen baik virus, bakteri maupun jamur.
Selain itu, berdasarkan studi klinis yang ada, pemberian Phyllanthus niruri fitofarmaka pada pasien dengan infeksi pernapasan seperti TB, PPOK, ISPA serta infeksi Hepatitis B, Vericella, dan Kandidiasis yang secara bermakna dapat meningkatkan status imunologi pasien sehingga meningkatkan keberhasilan terapi dan mempercepat penyembuhan.
Kesimpulan lainnya adalah bahwa berdasarkan data-data dari pelbagai studi klinis yang ada dalam meningkatkan aktivitas dan fungsi komponen sistem imun, baik imunitas spesifik maupun non spesifik, Phyllanthus niruri yang merupakan fitofarmaka dapat diberikan sebagai salah satu modalitas terapi, yaitu sebagai terapi adjuvan pada pasien dengan kasus OTG (Orang Tanpa Gejala) dan kasus gejala ringan seperti yang dicantumkan dalam Pedoman Tata Laksana COVID-19 (edisi 3).
Sekilas Tentang Dexa Group
Dexa Group adalah kelompok perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia yang berdiri pada 27 September 1969 dan didirikan oleh Letkol (Purn) Ckm Drs. Rudy Soetikno, Apt. Beberapa perusahaan di dalam Dexa Group adalah PT Dexa Medica, PT Ferron Par Pharmaceuticals, PT Fonko International Pharmaceuticals, dan PT Beta Pharmacon yang saat ini telah mengekspor produk ke 4 benua yakni Afrika, Asia, Amerika, dan Eropa.
Salah satu produk farmasi ekspor andalan Dexa Group adalah Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) yang berbahan alam dan teruji secara saintifik.
Dexa Group menjadi perusahaan yang paling produktif dalam memproduksi OMAI Fitofarmaka atau telah teruji klinis.
Hingga saat ini ada empat produk Fitofarmaka yang dihasilkan oleh Dexa Group yakni Stimuno berbahan baku daun meniran untuk menjaga imun tubuh, Inlacin berbahan baku bungur dan kayu manis untuk mengatasi diabetes, Redacid berbahan baku kayu manis untuk mengatasi gangguan lambung, dan Disolf berbahan baku cacing tanah untuk memperlancar sirkulasi darah.