JUDUL: Utusan PBB tekankan upaya pemulihan cepat dan terkoordinasi di Libya pascabanjir
DATELINE: 18 September 2023
DURASI: 00:03:32
LOKASI: Tripoli
KATEGORI: LAIN-LAIN
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan tim penyelamat
2. SOUNDBITE (Bahasa Arab): RABEE AL-UMAEE, Warga Mesir di Kota al-Bayda
STORYLINE:
Perwakilan khusus sekretaris jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Libya pada Minggu (17/9) menekankan pentingnya upaya yang cepat, terkoordinasi, dan bersatu agar pulih dari bencana banjir yang menerjang Libya timur pekan lalu.
Abdoulaye Bathily menyampaikan pernyataan tersebut dalam sebuah pertemuan dengan Presiden Dewan Kepresidenan Libya Mohamed Menfi di Tripoli, ibu kota negara itu, ketika menyampaikan belasungkawa atas nama PBB usai banjir yang mematikan menerjang Kota Derna dan daerah-daerah lainnya, tulis Bathily dalam sebuah unggahan di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Utusan PBB tersebut mengatakan dirinya menekankan perlunya transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan sumber daya selama proses pemulihan dan rekonstruksi, serta mengusulkan pembentukan mekanisme yang inklusif untuk mengawasi upaya pemulihan.
Bathily juga menjelaskan urgensi bagi Libya untuk memiliki lembaga-lembaga yang bersatu dan sah guna merespons semua tantangan yang dihadapi negara tersebut secara efektif.
Pada 10 September, badai Mediterania Daniel memicu banjir terburuk dalam beberapa dekade terakhir di Libya, yang sejauh ini telah merenggut sedikitnya 5.500 nyawa dan mengakibatkan 10.000 orang lainnya hilang, menurut statistik resmi.
SOUNDBITE (Bahasa Arab): RABEE AL-UMAEE, Warga Mesir di Kota al-Bayda
“Saya datang ke sini untuk mencari enam kerabat saya yang sebelumnya tinggal di sebuah bangunan di sini. Saya masih belum menemukan satu pun dari mereka. Beberapa penghuni bangunan itu selamat, tetapi saya masih belum bisa menemukan kerabat saya. Saya meminta tolong kepada para petugas bantuan, dan mereka mengatakan akan membantu mencari setelah jalan dibuka kembali.”
Libya, negara kaya minyak, selama bertahun-tahun terpecah antara pemerintahan yang saling bersaing di timur dan barat setelah kejatuhan mendiang pemimpin mereka, Muammar Gaddafi, pada 2011.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Tripoli.
(XHTV)