https://www.youtube.com/watch?v=-oaDpvQOYeAJUDUL: Helikopter misi penjaga perdamaian PBB ditembak jatuh pemberontak M23 di RD Kongo
DATELINE: 30 Maret 2022
DURASI: 00:02:21
LOKASI: GOMA, Republik Demokratik (RD) Kongo
KATEGORI: MASYARAKAT
SHOTLIST:
1. SOUNDBITE 1 (Bahasa Prancis): SYLVAIN EKENGE, Juru Bicara Gubernur Kivu Utara
2. Berbagai cuplikan orang-orang melarikan diri setelah M23 menyerang pos militer di Rutshuru, RD Kongo timur laut
STORYLINE:
Sebuah helikopter Misi Stabilisasi Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Republik Demokratik (RD) Kongo, atau MONUSCO, dengan delapan orang di dalamnya, ditembak jatuh pada Selasa (29/3) oleh pemberontak Gerakan 23 Maret (M23), seperti disampaikan Angkatan Bersenjata RD Kongo (FARDC).
Tragedi itu terjadi saat beberapa pos militer FARDC diserang sejak Senin (28/3) pagi waktu setempat oleh para pemberontak M23 di wilayah Rutshuru, Provinsi Kivu Utara, RD Kongo timur laut, daerah yang sama tempat helikopter MONUSCO tersebut jatuh.
SOUNDBITE 1 (Bahasa Prancis): SYLVAIN EKENGE, Juru Bicara Gubernur Kivu Utara
“Selain kerusakan pada Senin yang ditimbulkan oleh M23 di Tchanzu, Runyonyi, Ndiza, Tchengerero, dan daerah-daerah sekitarnya, M23 baru saja menembak jatuh, di daerah yang dikuasainya, salah satu dari dua helikopter pengintai MONUSCO, yang mengangkut delapan personel pasukan perdamaian PBB, yaitu anggota kru dan pengamat PBB. Helikopter itu sedang menjalankan misi yang tidak membahayakan untuk memantau pergerakan penduduk sipil yang dipicu oleh aksi M23 di wilayah tersebut, agar dapat mengambil tindakan kemanusiaan lebih lanjut. FARDC dan MONUSCO tengah berupaya keras untuk menemukan helikopter tersebut dan kemungkinan adanya korban selamat.”
Menurut taklimat MONUSCO yang dirilis sebelumnya, helikopter yang sedang menjalani misi pengintaian itu jatuh sekitar tengah hari waktu setempat. MONUSCO belum mengonfirmasi tuduhan FARDC tersebut dan kepastian korban jiwa.
M23 merupakan kelompok eks pemberontak Kongres Nasional untuk Pertahanan Rakyat (CNDP). Nama itu berasal dari kesepakatan 23 Maret 2009 antara CNDP dan pemerintah Kongo, kesepakatan yang menurut para pemimpin M23 tidak dihormati oleh pemerintah.
Penyebab kecelakaan udara tersebut masih belum diketahui, dan misi pencarian dan penyelamatan sedang berlangsung.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Goma, RD Kongo.
(XHTV)