WARTABUANA – Rotasi hidup ibarat roda yang selalu berputar. Nasib kadang di atas, kadang di bawah. Senang dan susah saling bertalian satu sama lain. Berusahalah hidup pada hari ini. Tidak menyesali masa silam, dan tidak cemas pada masa yang akan datang.
Hal itu disampaikan Ketua Sahabat Kartini Rani Anggraini Safitri, saat menyerahkan puluhaan paket sembako kepada para pemulung janda lanjut usia dan kaum dhua’fa di Sekretariat Sanggar Humaniora, Jl. Melati Raya BS. 39 No.32 Perumahan Kranggan Permai, Jatisampurna Kota Bekasi, Minggu, 9 Mei 2021.
Rani tidak hanya menguatkan para pejuang kehidupan laskar mandiri binaan Rumah Singgah Bunda Lenny Yayasan Humaniora ini secara ekonomis, melainkan juga spirit kejiwaan, optimisme, dan kemandirian.
”Mari menyadari bahwa masa depan akan menjadi lebih baik dan membahagiakan, bilamana kita dapat mengisi waktu hari ini dengan pekerjaan berguna. Membiasakan untuk senantiasa berkata tentang kebaikan orang lain. Berbuat baik untuk orang lain dengan segala bentuk pelayanan,” tutur Rani.
Roda takkan berputar, kata Rani, jika tidak digerakkan. “Bergeraklah, beranjaklah. Dengan bergerak insya Allah akan ada perubahan. Tuhan tidak membeda-bedakan hamba-Nya yang mau berusaha. Tak peduli kaya atau miskin, pejabat atau pemulung,” ujarnya.
70 Pemulung
Tak kurang dari 70 orang pemulung janda lanjut usia dan kaum dhu’afa, menerima bantuan dalam bentuk sembako dari Komunitas Sahabat Kartini, yang dipimpin Rani Anggraini Safitri.
Rani berharap bingkisan yang ia berikan bisa meringankan beban ekonomi pemulung yang makin terpuruk akibat wabah pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.
Selama masa pandemi covid-19, Rani telah dua kali menyalurkan bantuannya ke Yayasan Humaniora (Humaniora Foundation). Sebelumnya Rani menyerahkan bantuan saat mengunjungi gubuk pemulung, Mak Eco, di Kampung Kranggan Kulon RT.001 RW.009, Kelurahan Jatisampurna, Kota Bekasi, Minggu (21/06/2020) tahun lalu.
Hadir di acara ini, Ketua Umum Yayasan Humaniora, Eddie Karsito, Dewan Pembina Yayasan Humaniora, Yati Surachman dan Ageng Kiwi, Ketua Umum Forum Wartawan Hiburan (FORWAN) Indonesia, Sutrisno Buyil, Ketua Umum Yayasan Peduli Jurnalis Indonesia (YPJI), Andi Arif, serta Ketua RW 011 Perumahan Kranggan Permai Jatisampurna Kota Bekasi, Musodik Zuhri.
“Terima kasih mbak Rani atas semua bantuannya. Terima kasih adik-adikku para voulenter; pekerja sosial dan para Pembina Yayasan Humaniora, yang mau melayani tanpa upah. Terima kasih kerabat wartawan yang dengan suka cita telah melibatkan diri dalam pelayanan sosial ini. Mari memberi perhatian lebih besar dengan rasa kasih yang Tuhan tunjukkan. Teruslah Melayani. Kasih tak berkesudahan,” ujar Ketua Umum Yayasan Humaniora, Eddie Karsito.
Aktris Film Yati Surachman, selaku Pembina Yayasan Humaniora, mengaku bangga dan bersyukur. “Saya salut atas kepedulian yang begitu tinggi dari ibu Rani. Di tengah orang tiarap karena dampak Covid-19. Tapi ibu Rani tetap berbagi. Semoga hal ini bisa menginspirasi Rani-Rani lain di seluruh Indonesia,” harapnya.
Demikian juga musisi dan penyanyi Ageng Kiwi, selaku Pembina Yayasan Humaniora, menyampaikan takzim, respek dan hormat.
“Jarang ada yang konsisten menolong di tengah keterpurukan ekonomi nasional, bahkan dunia. Tapi mbak Rani tetap bersedekah kepada pemulung yang memang butuh disantuni, ” kata Ageng Kiwi bangga.
Sedekah, ujar Ageng, insya Allah menghindarkan kita dari bencana. Keutamaan sedekah juga berfungsi untuk menolak bala. Terlebih bersedekah ketika kita sendiri dalam posisi sulit.
“Betapa dahsyatnya kekuatan sedekah. Sedekah dapat menolak bala sebelum menimpa kita,” ujar Ageng Kiwi, yang setiap minggu mengadakan ‘Jum’at Sedekah’ keliling membagikan nasi bungkus untuk kaum dhu’afa.
Yayasan Humaniora (Humaniora Foundation) didirikan oleh seniman, budayawan dan pekerja sosial, Eddie Karsito, beserta para artis, seniman dan pemerhati sosial lainnya. Bulan suci Ramadhan tahun ini, Yayasan Humaniora genap berusia 26 tahun (17 Ramadhan 1415 H / 17 Februari 1995 – 17 Ramadhan 1442 H / 29 April 2021).
Selain menyalurkan bantuan sosial, yayasan juga menyelenggarakan berbagai kajian sosial budaya, dalam bentuk seminar, workshop, diskusi, pelatihan jurnalistik, pelatihan seni peran, maupun pendidikan sinematografi.
Melalui Sanggar Humaniora membimbing ratusan siswa, pelajar mahasiswa, anak-anak dan remaja putus sekolah yang dididik informal melalui pendekatan seni peran dan budi pekerti secara gratis.
Melalui Rumah Singgah Bunda Lenny, melakukan aksi sosial ratusan kali, baik peduli sosial, santunan yatim dan dhu’afa, membantu korban bencana banjir, tanah longsor, kebakaran, serta pelayanan pendidikan non-formal.
Saat ini ada sekitar 229 pemulung, 37 orang diantaranya janda lanjut usia yang menjadi binaan Rumah Singgah Bunda Lenny Humaniora Foundation. Yayasan sosial ini juga membina sekitar 54 anak yatim non-panti, dan puluhan warga dhu’afa lainnya, yang tersebar di dua rumah singgah, Bekasi (Jakarta), dan di Baleendah Bandung.[]