WARTABUANA – Penghayatan nilai-nilai spiritualitas memiliki pengaruh positif terhadap nilai kesederhanaan; kebersahajaan, dan sikap murah hati; rendah hati. Semakin tinggi pemahaman dan penghayatan spiritualitas seseorang maka semakin sederhana orang tersebut menjalani hidup.
Demikian antara lain iktibar yang disampaikan Eddie Karsito, di acara syukuran dan santunan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Ke-11 Rumah Singgah Bunda Lenny Humaniora Foundation, di Kranggan Permai Jatisampurna Kota Bekasi, Senin (22/02/2021).
Spirit; kebatinan atau daya hidup yang diajarkan di Rumah Singgah Bunda Lenny, ujar Eddie, adalah pendidikan karakter yang dalam terminologi Jawa disebut ‘Laku Prihatin’.
“Secara moral ajaran ini berimplikasi pada sikap dan gaya hidup sederhana. Lebih memilih menahan diri; asketisme, serta jauh dari sifat hedonistik dan materialistik,” ujar Pendiri dan Ketua Umum Humaniora Foundation ini.
Nilai-nilai inilah kata Eddie, yang diajarkan kepada para relawan; volunteer di Rumah Singgah Bunda Lenny Humaniora Foundation, yang selama ini ikut dalam gerakan kemanusiaan.
“Para relawan sebatas melayani dan menyalurkan bantuan. Tidak menerima upah. Tidak boleh memanfaatkan sumbangan dalam bentuk apapun. Dari gerakan kemanusiaan ini kami sama-sama belajar hidup sederhana seperti orang-orang yang kami layani. Lebih mengutamakan kepentingan orang lain,” ujar penggiat sosial dan budaya yang juga aktor film ini.
Pada momen peringatan hari ulang tahunnya yang ke-11, Rumah Singgah Bunda Lenny Humaniora Foundation menyerahkan bantuan tunai kepada para pemulung binaannya. Tak kurang dari 229 pemulung yang sebagian besar adalah janda lanjut usia menjadi binaan lembaga sosial ini.
Karena dalam situasi pandemic covid-19, bantuan diserahkan secara keterwakilan dengan menerapkan protokoler kesehatan. “Alhamdulillah mereka sehat-sehat. Mereka terbiasa kerja keras dan biasa hidup di jalanan. Kekebalan tubuhnya lebih kuat. Walau usia lanjut tak satupun terkena wabah Corona,” ujar Eddie bersyukur.
Lingkup pelayanan Rumah Singgah Bunda Lenny Humaniora Foundation, meliputi pendidikan non-formal; sanggar kesenian, santunan fakir miskin, orang sakit, yatim piatu, anak terlantar, pemulung, pengamen berpotensi, orang jompo, cacat dan manula (manusia lanjut usia), dan lain-lain.
Di kesempatan yang sama penyanyi dan musisi Ageng Kiwi menyampaikan, di Rumah Singgah Bunda Lenny, selain pola hidup sederhana relawan juga ditanamkan bagaimana membangun solidaritas dan soliditas.
“Solidaritas tidak sebatas teori melainkan praktik. Hal ini diantaranya tercermin dari kerelaan teman-teman melayani para mustadh’afin tanpa kompensasi. Ini juga indikator sifat rendah hati, dan ketulusan mereka,” ujar Dewan Penyantun Humaniora Foundation ini.
Ageng Kiwi juga mengaku prihatin terhadap aksi kejahatan korupsi pejabat Negara yang dilakukan pada saat masyarakat tengah dirundung pandemic covid-19 dan bencana alam.
“Korupsi adalah kejahatan kemanusiaan. Korupsi merusak keadaban manusia. Pemimpin harusnya bisa menjaga kehormatan, harkat dan martabat kemanusiaan,” kata aktor sinetron ini.
Perilaku koruptif yang sulit diberantas, menurut Ageng, indikasi lemahnya integritas, moralitas, tanggungjawab, serta kurangnya penghayatan nilai-nilai spiritualitas penyelenggara Negara.
“Bangsa ini miskin penyelenggara Negara berjiwa pemimpin. Pemimpin harus bisa menjaga kehormatan. Moralitas merupakan faktor penting. Pemimpin besar tidak bergelimang harta. Pemimpin sejati lebih memilih hidup sederhana dan fokus mengabdikan diri kepada masyarakat,” ujar Ageng, yang setiap pekan menyelenggarakan ‘Jum’at Sedekah’ membagikan nasi bungkus untuk pemulung dan anak-anak jalanan ini.[]