JAKARTA, WB – Indonesia termasuk salah satu negara dengan basis terbanyak fans sepakbola Eropa. Maka dari situlah, banyak pula bermunculan kelompok komunitas yang menamakan dirinya sesuai dengan klub yang mereka cintai.
Salah satunya adalah Arsenal Indonesia Suporter (AIS) yang terbentuk sejak tahun 2003. Dari namanya, pasti para penggila sepakbola sudah tahu jika AIS merupakan kelompok pecinta Arsenal.
“AIS itu dulunya namanya sebuah group milis dengan sebutan [email protected] yang dibentuk tahun 2003. Seiring berjalannya waktu, akhirnya nama tersebut berubah menjadi AIS tepat setahun kemudian,” kata koordinator AIS regional Jakarta, Dio Aditya Alghaitsa kepada Wartabuana.com.
Mendengar di Indonesia ada sebuah kelompok fans Arsenal yang begitu besar, maka pihak dari manajemen Arsenal akhirnya memberikan lisensi resmi kepada AIS.
“AIS mengajukan proposal untuk meresmikan fan base Arsenal di Indonesia, sehingga pada akhirnya sekitar tahun 2004, AIS mendapat lincense official supporter club dari Arsenal. Dan sampai sekarang AIS sudah jadi club fans base yang besar di Indonesia,” terangnya.
Pria yang akrab disapa Dio ini mengaku, AIS bukan hanya diisi oleh kaum pria saja. AIS juga memiliki suporter wanita yang mereka namakan “Goonerettes”.
“Untuk membernya, kita memiliki sekitar 12.000 member yang tersebar diseluruh Indonesia,” ucap Dio.
Lebarkan Sayap
Kelompok fan yang digawangi oleh Rawindraditya ini semakin hari terus melebarkan sayapnya. Antusias penggemar The Gunners di Indonesia yang semakin membludak, membuatnya harus membentuk wadah-wadah demi bisa menampung aspirasi para fans di tiap-tiap kota. “Sampai saat ini ada sekitar 112 regional di seluruh indonesia,” lanjutnya.
Bukan hanya sekedar nonton bareng (nonbar), AIS juga selalu melakukan kegiatan positif lain. Tujuannya pastinya untuk memupuk rasa kebersamaan dan menjaga tali silahtuhrahmi sesama fans.
“Kita juga adakan futsal dan football. Selain itu, kegiatan lain yang kita lakukan adalah mengadakan gathering se-Indonesia rutin tiap tahunnya. Kalau saat lagi off, biasanya kita ada tour, jalan-jalan, atau sekedar kopdar,” ucap pria 23 tahun ini.
Dio mengaku AIS sangatlah berbeda dengan fan base suporter lain di Indonesia. Biasanya fans klub memiliki jumlah kelompok lebih dari satu nama, namun beda halnya dengan fans Arsenal yang hanya ada satu wadah, yakni AIS.
“Sampai saat ini Arsenal Indonesia Supporter cuma ada 1 di Indonesia. Tidak terpecah menjadi beberapa fans club. Tidak seperti fans club lain yg memiliki beberapa fans base di indonesia,” terang mahasiswa jurusan komputer itu.
Bagi Dio, AIS bukan hanya sekedar tempat ajang kumpul sesama fans Meriam London saja. Ia mengaku, jika AIS punya peran penting bagi Arsenal, terutama saat klub yang ditukangi Arsene Wenger ini mengadakan tour di Asia pada tahun 2011 lalu.
“AIS sudah menyumbangkan dukungan langsung dengan Arsenal, seperti pada acara Arsenal asia tour dari tahun 2011. Dan AIS sudah diakui di website resmi milik Arsenal sebagai fan base bola yang ada di seluruh dunia,” imbuhnya.
Sebagai raksasa di pentas Liga Inggris, Arsenal memang belum sekalipun meraih trofi bergengsi Premier League sejak 9 musim terakhir. Namun pada musim lalu, Arsenal mencoba bangkit dengan memberikan gelar FA Cup sebagai bukti come back-nya raksasa London ini dari puasa gelar.
“Harapannya Arsenal bisa meraih banyak trophy di musim berikut. Kemarin sudah dapat gelar FA Cup, jadi sudah mulai buka puasa lagi,” ujar pria kelahiran 6 September 1991 ini sembari tertawa.
Fans Wanita
Berawal dari kegemarannya menyaksikan sepakbola waktu masih kecil, membuat wanita bernama lengkap Ajeng Cakti Puspitasari inipun “klepek-klepek” kepada Arsenal.
“Awalnya suka bola itu pas Piala Dunia. Suka Jerman dan Belanda. Sampai pada akhirnya mengenal liga Inggris dan jatuh cinta pada Arsenal,” kata Ajeng.
Sebenarnya yang membuat Ajeng menjatuhkan pilihannya terhadap Arsenal karena sosok pelatih Arsene Wenger. Di matanya, pelatih asal Prancis itu sukses menciptakan pemain muda yang berkelas.
“Contohnya Dennis Berkcham, Thierry Henry, Cesc Fabregas. Mereka pemain-pemain hebat yang diciptakan Wenger,” tuturnya.
Ceritanya pun berlanjut sampai ia ikut-ikutan futsal dan nyaman dengan komunitas AIS tersebut. “Sebenarnya ada sedikit doktrin dari temen-temen. Berlanjut ikut futsal dan jadi pengurus sekarang,” imbuh wanita 26 tahun ini.
Saking asiknya mengikuti berbagai acara AIS, Ajeng pun dpercaya menjadi pengurus AIS region Jakarta. “Suka Arsenal dari 2006. Terus lama kelamaan diminta bantuin jadi pengurus tahun 2010/2011. Hingga sekarang resmi menjabat bendahara AIS Jakarta dari 2011/2012,” tutupnya. []