CHICAGO – Menyantap hot dog bisa membuat Anda kehilangan 36 menit hidup sehat, sementara memilih makan satu porsi kacang bisa membantu Anda mendapatkan ekstra 26 menit hidup sehat, demikian menurut sebuah penelitian yang diunggah di situs web Universitas Michigan (UM) pada Rabu (18/8).
Studi ini mengevaluasi lebih dari 5.800 jenis makanan, dan memeringkatkannya berdasarkan beban penyakit gizi makanan-makanan tersebut bagi manusia dan dampaknya terhadap lingkungan. Ditemukan bahwa jika kita mengganti 10 persen asupan kalori harian yang diperoleh dari daging sapi dan daging olahan dengan campuran buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, dan makanan laut tertentu, ternyata jejak karbon makanan dapat berkurang hingga sepertiga dan memungkinkan orang mendapatkan 48 menit hidup sehat per hari.
Studi ini didasarkan pada indeks gizi berbasis epidemiologi baru, Indeks Nutrisi Kesehatan (Health Nutritional Index/HENI). HENI menghitung beban yang bermanfaat atau merugikan bagi kesehatan dalam bentuk jumlah menit hidup sehat yang dikaitkan dengan porsi makanan yang dikonsumsi.
Indeks tersebut merupakan adaptasi dari Beban Penyakit Global (Global Burden of Disease/GBD) di mana mortalitas dan morbiditas penyakit dikaitkan dengan pilihan makanan individu. Untuk HENI, peneliti menggunakan 15 faktor risiko asupan makanan dan estimasi beban penyakit dari GBD, dan mengombinasikannya dengan profil nutrisi makanan yang dikonsumsi di Amerika Serikat, berdasarkan basis data “What We Eat in America” yang diperoleh dari National Health and Nutrition Examination Survey.
Untuk mengevaluasi dampak lingkungan dari makanan, para peneliti menggunakan IMPACT World+, sebuah metode untuk menilai dampak siklus hidup makanan, mulai dari produksi, pengolahan, manufaktur, persiapan atau pemasakan, konsumsi, hingga limbah, dan menambahkan penilaian yang telah ditingkatkan untuk penggunaan air dan gangguan kesehatan yang dialami manusia akibat pembentukan partikel halus. Mereka membuat skor untuk 18 indikator lingkungan dengan mempertimbangkan resep makanan terperinci serta perkiraan limbah makanan.
Terakhir, para peneliti mengklasifikasikan makanan ke dalam tiga zona warna, yaitu hijau, kuning, dan merah, berdasarkan gabungan aspek nutrisi dan dampaknya terhadap lingkungan. Zona hijau mewakili makanan yang dianjurkan untuk lebih banyak dikonsumsi, memiliki nutrisi tinggi, dan dampak lingkungan yang rendah. Makanan dalam zona ini sebagian besar adalah kacang-kacangan, buah-buahan, sayuran yang tumbuh di ladang, polong-polongan, gandum utuh, dan beberapa makanan laut.
Zona merah mencakup makanan yang memiliki dampak merugikan yang cukup besar terkait gizi maupun lingkungan, sehingga asupannya perlu dikurangi atau dihindari. Dampak buruk pada gizi terutama disebabkan oleh konsumsi daging olahan, sementara dampak iklim dan sebagian besar dampak lingkungan lainnya didorong oleh konsumsi daging sapi, babi, domba, dan daging olahan.
Para peneliti mengatakan bahwa kisaran semua indikator sangat bervariasi dan makanan yang bernutrisi baik belum tentu selalu menghasilkan dampak lingkungan terendah, begitu pula sebaliknya.
Studi ini telah diterbitkan di jurnal Nature Food. [Xinhua]