WARTABUANA – Wirdha Sylvina, putri kedua Ratu Dangdut Elvi Sukaesih semakin merasa dibuang pihak keluarga setelah namanya tidak tercantum dalam daftar keluarga yang boleh membesuk Dhawiya Zaida, adiknya yang kini ditahan di Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur terkait kasus narkoba.
Prahara keluarga besar Elvi Sukaesih terus berlanjut paska ditangkapnya Dhawiya karena kasus narkoba. Zecky Alatas, suami Wirdha yang sejak awal mengawal kasus ini harus terdepak sebagai pengacara Dhawiya. Posisinya diganti Reyno Yohanes Romein.
Meskipun kecewa, namun Zecky merasa semua itu adalah resiko dalam profesinya sebagai pengacara. Namun, cara-cara yang dilakukan pihak keluarga mertuanya itu dia anggap tidak etis dan tidak profesional.
Rasa kecewa itu semakin menggunung atas perlakuan tidak mengenakan pihak keluarga Elvi Sukaesih kepada Wirdha, istrinya. Puncaknya, ketika pihak Rutan Pondok Bambu menolak kehadiran Wirdha saat ingin membesuk Dhawiya, Kamis (19/7/2018).
Ternyata Reyno Yohanes Romein merilis surat yang berisi daftar nama-nama keluarga yang boleh membesuk Dhawiya. Ironisnya, namua Wirdha tidak ada di daftar itu. Dan surat itu menjadi pegangan petugas rutan untuk melarang Wirdha membesuk adik kandungnya sendiri.
“Jelas yang saya rasakan adalah kecewa. Sejak di take over oleh pengacara yang baru ini terasa banget saya semakin dipersulit dan dibatasi untuk berkomunikasi dan bertemu dengan Dhawiya. Adik saya semacam diisolasi sehingga tidak boleh bertemu dengan orang-orang yang peduli dengan persoalan yang sedang dihadapinya,” ujar Wirdha kepada sejumlah awak media di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (19/7/2018).
Menurutnya, Dhawiya masih punya banyak teman, sahabat dan keluarga yang masih sayang dan mau memberikan perhatian. “Mungkin kami masih bisa menghibur dia di dalam penjara, mengapa harus diperlakukan seperti ini,” ungkap Wirdha sambil terisak.
Wirdha yakin apa yang diperbuat pengacaranya itu tanpa sepengetahuan Dhawiya. Wirdha yang mengaku sangat dekat dengan Elvi Sukaesih yang biasa dipanggil Ummi juga yakin, ibunya itu dihasut orang-orang disekitarnya sehingga terjadi semua persoalan ini.
“Saya juga mempertanyakan, tujuannya apa, dan hubungan kekeluargaan seperti apa yang mereka inginkan. Saya merasa seperti orang yang dilempar, sendiri, sekarang saya tidak boleh bertemu adik kandung saya sendiri. Ini sudah keterlaluan,” tegasnya.
Wirdha merasa ada pihak-pihak yang memiliki ambisi tertentu dalam kasus yang dihadapi Dhawiya. “Yang ditangani suami saya ini adalah kasus adik saya, kasus kakak-kakak saya, ipar saya dan segalanya itu, progresnya jelas. Terus tiba-tiba diputus begitu saja, terus saya tidak boleh marah. Saya tidak boleh sakit hati atau kesal. Saya punya hati. Kok begini banget sih. Entah apa yang sudah dihasut, saya juga tidak mengerti,” ungkapnya.
Zecky Alatas yang mendampingi istrinya saat jumpa pers itu ikut angkat bicara. Setelah dirinya tidak terlibat lagi dalam proses pembelaan kasus Dhawiya. “Bukan semata-mata saya menginginkan menangani kasusnya Dhawiya. Tidak. Walaupun seandanya nanti diminta pun saya sudah tidak mau. Harusnya mereka tahu dan paham apa yang sudah dilakukan istri saya saat pertama kasus ini terjadi. Saat itu tidak ada yang memberikan perhatian dan bantuan kecuali istri saya dan saya. Sekitar 10 hari setelah saya mundur, baru bermunculan, baru mereka eksis,” ungkapnya.
Zecky mengungkapkan, dirinya sudah mau mengundurkan diri sejak Dhawiyah masih di tahanan Polda Metro Jaya. Namun Dwahiya sempat memohon agar dirinya jangan mundur, begitu juga dengan istrinya yang memohon agar tetap dampingi Dhawiya.
“Ini fakta sebenarnya, mudah-mudahan kalau Dhawiya jujur mau katakan yang sebenarnya. Saat itu dia bilang, jangan Kak Jeki, jangan tinggalkan Dhawiya, Dhawiya tidak mau beralih ke pengacara yang lain. Saya punya bukti surat yang menjelakan bahwa Dhawiya berada dalam tekanan,” tandas Zecky yang akan membeberkan fakta dibalik semua kekisruhan ini dalam waktu dekat. []