BEIJING, Dalam upaya mempercepat perkembangan studi China di era baru, sekitar 40 pakar dan cendekiawan berkumpul di Beijing untuk menghadiri seminar yang berlangsung selama tiga hari hingga Rabu (27/9).
Berpusat pada tema yang menyoroti karakteristik budaya China dan mempercepat perkembangan studi China di era baru, seminar ini mengetengahkan diskusi mendalam yang mencakup berbagai topik, mulai dari signifikansi pengetahuan lokal di kancah global hingga peningkatan kekuasaan lunak (soft power) kultural.
Berbagai pembahasan juga difokuskan pada karakteristik historis dan fitur-fitur kontemporer Tibetologi, serta perkembangan sejarah dan nilai kontemporer kebudayaan Qilu, atau kebudayaan tradisional di kerajaan Qi dan Lu pada masa China kuno serta Provinsi Shandong masa kini.
Seminar yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan dan Promosi Budaya di Akademi Ilmu Sosial China (Chinese Academy of Social Sciences/CASS) itu menyediakan platform bagi para pakar dan cendekiawan dari berbagai lembaga penelitian dan universitas untuk mempresentasikan studi regional ekstensif mereka yang berkontribusi pada percepatan perkembangan studi China di era baru.
Para peserta seminar itu mengakui bahwa studi lokal, sebagai bagian dari studi China, memberikan banyak materi bagi perkembangan studi China di era baru. Kebudayaan China diyakini telah menyediakan sumber-sumber vitalitas dan momentum bagi perkembangan studi China yang makmur di era baru. [Xinhua]