(Penyunting Video: Peng Ying)
WARTABUANA – Sebuah draf laporan anggaran yang diajukan ke badan legislatif tertinggi China telah mengungkap rencana pengeluaran militer negara itu untuk tahun ini. Pada 2021, anggaran pertahanan China akan menjadi sekitar 1,35 triliun yuan (1 yuan = Rp2.215), naik 6,8 persen dari tahun lalu.
Apakah pengeluaran militer China terlalu besar? Apakah angkanya tumbuh terlalu cepat? Apakah itu yang disebut “ancaman militer China”, sebagaimana digembar-gemborkan oleh beberapa politisi dan media Barat, apakah itu beralasan?
Jawabannya adalah tidak.
SEPEREMPAT DARI ANGGARAN PERTAHANAN AS
Pengeluaran pertahanan suatu negara ditentukan oleh berbagai faktor, yang meliputi tuntutan pertahanan nasional, ukuran ekonomi dan kebijakan pertahanannya.
China merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia dan negara dengan jumlah penduduk terbanyak dengan area daratan yang luas. Negara itu memiliki perbatasan darat yang sangat panjang dan lingkungan keamanan laut yang kompleks. Namun, anggaran pertahanan China hanya sekitar seperempat dari anggaran pertahanan Amerika Serikat (AS).
Dengan mempertimbangkan populasi besar negara tersebut yang mencakup 1,4 miliar jiwa, pengeluaran pertahanan per kapita China yang direncanakan pada 2021 akan menjadi sekitar 140 dolar AS (1 dolar AS = Rp14.468).
Sebagai perbandingan, anggaran pertahanan AS untuk tahun fiskal 2021 adalah 740,5 miliar dolar AS, yang menjadikan pengeluaran per kapita sekitar 2.230 dolar AS, sekitar 15 kali lipat dari angka China.
Jika dinilai dari proporsi Produk Domestik Bruto (PDB) yang dibelanjakan untuk anggaran pertahanan, tidak diragukan lagi, belanja militer China berada pada level yang rendah.
Sebuah buku putih pemerintah China membandingkan rata-rata pengeluaran pertahanan dari berbagai negara. Dalam persentase PDB, dari 2012 hingga 2017, pengeluaran pertahanan rata-rata China mencapai sekitar 1,3 persen. Angka tersebut untuk negara-negara besar lainnya: Amerika Serikat sekitar 3,5 persen; India 2,5 persen; Inggris 2,0 persen; Prancis 2,3 persen.
Jika dihitung berdasarkan standar lain, termasuk dalam rasio belanja untuk pengeluaran pemerintah, pengeluaran militer China berada pada level yang lebih rendah dari negara-negara besar lainnya, menurut buku putih tersebut.
TREN PENURUNAN
Sejak turun menjadi 7,6 persen pada 2016, tingkat pertumbuhan anggaran pertahanan tahunan China masih berada di bawah angka 10 persen selama enam tahun berturut-turut.
Apabila diamati dalam periode yang lebih lama, pengeluaran pertahanan China dalam persentase PDB telah turun dari puncaknya sebesar 5,43 persen pada 1979, dan bertahan di bawah angka 2 persen selama tiga dekade terakhir. Selain itu, tren penurunan jelas terlihat pada pembagian pengeluaran pemerintah.
Dalam hal penggunaan, pemasukan pertahanan China dialokasikan ke berbagai sektor termasuk personel, pelatihan dan pemeliharaan, serta peralatan.
Peningkatan anggaran tahun ini terutama akan digunakan untuk mendukung proyek-proyek besar yang termasuk dalam rencana pengembangan lima tahunan militer, yakni meningkatkan persenjataan dan peralatan, meningkatkan transformasi pelatihan militer, meningkatkan kesejahteraan pasukan dinas dan mendukung pembangunan tingkat unit kecil, menurut Juru Bicara Militer China Wu Qian.
“Pengeluaran pertahanan China masuk akal dan sesuai. Faktanya, jumlah itu hampir tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan menjaga kedaulatan, kepentingan keamanan dan pembangunan negara,” ujar He Lei, seorang anggota parlemen nasional sekaligus mantan wakil kepala Akademi Ilmu Militer China, kepada Xinhua.
TIDAK PERNAH MENGINCAR HEGEMONI, EKSPANSI DAN LINGKUP PENGARUH
Tidak pernah mengincar hegemoni, ekspansi atau lingkup pengaruh merupakan ciri khas pertahanan nasional China di era baru ini.
Negara itu tidak pernah memulai perang atau mengambil satu inci pun tanah asing sejak berdirinya Republik Rakyat China.
Sebaliknya, dalam 240 tahun lebih sejarahnya, AS hanya mengalami situasi tidak berperang kurang dari 20 tahun. AS memiliki ratusan pangkalan militer di seluruh dunia, juga mengirimkan kapal dan pesawat ke seluruh dunia untuk unjuk kekuatan.
Sejak 2001, AS secara ilegal melancarkan perang dan operasi militer terhadap Irak, Libya, Suriah, Afghanistan, dan beberapa negara lain, dengan biaya lebih dari 6,4 triliun dolar AS, mengakibatkan lebih dari 800.000 kematian dan puluhan juta orang mengungsi.
Sebuah penelitian baru oleh kelompok anti-perang CODEPINK mengungkapkan bahwa AS dan sekutunya telah menjatuhkan sedikitnya 326.000 bom dan rudal ke negara-negara di seluruh dunia sejak 2001.
Ancaman nyata bagi perdamaian dunia cukup terlihat jelas.
“Untuk beberapa waktu, AS dengan sengaja mencampuri urusan dalam negeri negara lain atas nama demokrasi dan hak asasi manusia,” kata Anggota Dewan Negara sekaligus Menteri Luar Negeri Wang Yi dalam konferensi pers pada Minggu (7/3). “Hal ini menciptakan banyak masalah di dunia dan, dalam beberapa kasus, turbulensi dan konflik.”
Pihak AS berulang kali mengirim kapal perang dan pesawat ke Laut China Selatan untuk semua jenis latihan militer dan pengintaian jarak dekat, menimbulkan berbagai tantangan serius bagi militer China dalam menjaga kedaulatan nasional, integritas wilayah, serta hak dan kepentingan maritim.
Melihat fakta tersebut, peningkatan belanja pertahanan China didasarkan pada pertimbangan praktis.
Risiko dan tantangan keamanan dalam negeri China tidak boleh diabaikan, tutur Wu Qian, seraya menambahkan bahwa sengketa teritorial darat belum sepenuhnya diselesaikan dan masih ada sengketa atas kedaulatan teritorial beberapa pulau dan terumbu, serta demarkasi maritim.
“Dunia tidak sepenuhnya damai, jadi pertahanan nasional harus kuat,” kata Wu.
Berkomitmen untuk pembangunan damai, China juga secara aktif memikul tanggung jawab sebagai sebuah negara besar dan ikut menjaga perdamaian dunia dengan sejumlah langkah nyata. China merupakan penyumbang terbesar kedua untuk anggaran pemeliharaan perdamaian PBB dan negara penyumbang pasukan terbesar di kalangan anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
Sejak 1990, angkatan bersenjata China telah mengirim lebih dari 40.000 penjaga perdamaian untuk misi menjaga perdamaian PBB. Mereka menjalankan tugasnya dengan sungguh-sungguh dan memberikan kontribusi positif terhadap perdamaian dunia dan pembangunan bersama.
“Pertumbuhan belanja pertahanan China yang moderat dan stabil tidak menimbulkan ancaman bagi negara lain dan merupakan jangkar stabilitas bagi perdamaian dunia,” imbuh He Lei. [Xinhua]