GAZA – Yousef Shaheen, seorang pria Palestina dari Kota Salfit, Tepi Barat, menghabiskan beberapa jam di pagi hari setiap harinya untuk membuat roti taboon, sejenis penganan tradisional Palestina, di sebuah toko roti kecil.
Pria berusia 84 tahun dengan delapan anak ini mengatakan kepada Xinhua bahwa dia berjuang untuk melindungi keterampilannya dari kepunahan di tengah kemunculan toko-toko roti modern di wilayah kegubernurannya.YOUSEF SHAHEEN, Tukang roti Palestina: “Saya sudah bekerja di toko roti selama 67 tahun sejak berusia 17 tahun. Saya mempelajari profesi ini dari saudara-saudara saya yang bekerja di toko roti dan kemudian saya mulai bekerja sebagai tukang roti.
Ketika orang-orang bertanya di mana saya mempelajari profesi ini, saya menjawab bahwa saya mempelajarinya sendiri.”Pada awalnya, Shaheen memperlakukan keterampilannya hanya sebagai sumber pendapatan yang bisa menafkahi keluarga.
Namun, seiring berjalannya waktu, pandangannya berubah setelah melihat pengetahuan generasi muda tentang sejarah roti taboon semakin berkurang.Untuk menyebarluaskan pengalamannya, pria lanjut usia itu berkeliling dari satu toko roti ke toko roti lainnya di Tepi Barat, mengajarkan generasi yang lebih muda tentang cara membuat roti taboon tradisional Palestina.
“Saya berhasil mengajari banyak tukang roti di seluruh Tepi Barat,” kata pria tua Palestina itu kepada Xinhua.Selain roti taboon, Shaheen menyiapkan berbagai jenis kue kering yang diisi dengan keju, daun timi, dan daging.YOUSEF SHAHEEN, Tukang roti Palestina: “Saya membuat semua jenis roti taboon dan kue kering, baik yang berisi daging, daun timi, bayam, atau telur.
Saya dapat bersaing dengan kaum perempuan dalam membuat roti taboon dan kue kering. Buatan saya lebih baik daripada buatan mereka.
YOUSEF SHAHEEN, Tukang roti Palestina: “Saya memilih untuk terus bekerja karena membantu saya tetap sehat, baik fisik maupun psikis. Jika saya selalu di rumah, saya akan sakit dan malas.”
Menurut pemilik toko roti tempat Shaheen bekerja, Shaheen menjadi ikon di Tepi Barat, tidak saja sebagai tukang roti tercepat, tetapi juga sebagai penasihat tradisi di antara generasi yang lebih muda.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Gaza. (XHTV)