Ahli Bedah Umum AS Vivek Murthy menyerukan tindakan cepat untuk menanggapi krisis kesehatan mental yang berkembang di kalangan generasi muda yang semakin diperparah oleh penyebab stres terkait pandemi COVID-19.
“Tantangan kesehatan mental pada anak-anak, remaja, dan dewasa muda adalah nyata dan tersebar luas. Namun yang terpenting, ini dapat diobati, dan sering kali bisa dicegah,” kata Murthy.
NEW YORK CITY, 27 Januari (Xinhua) — Generasi muda di seluruh dunia lebih mungkin merasa tertekan dan cemas dibandingkan generasi tua, kata sebuah survei global baru-baru ini yang dilakukan bersama oleh Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) dan perusahaan jajak pendapat Gallup.
Sekitar 36 persen responden muda mengaku “sering” merasa gugup, khawatir atau cemas, sedangkan pada generasi tua angkanya 30 persen. Kaum muda juga lebih cenderung merasa tertekan atau memiliki sedikit minat dalam melakukan sesuatu, kata survei yang dilakukan terhadap 22.000 responden dari 21 negara antara Januari hingga Juni 2021 itu.
Ahli Bedah Umum Amerika Serikat (AS) Vivek Murthy menyadari tren mengkhawatirkan ini. Dalam sebuah imbauan bulan lalu, Murthy menyerukan tindakan cepat untuk menanggapi krisis kesehatan mental yang berkembang di kalangan muda yang semakin diperparah oleh penyebab stres terkait pandemi COVID-19.
“Ini akan menjadi tragedi jika kita menyelesaikan satu krisis kesehatan masyarakat hanya untuk membiarkan (krisis) yang lain tumbuh menggantikannya,” kata Murthy. “Tantangan kesehatan mental pada anak-anak, remaja, dan dewasa muda adalah nyata, dan tersebar luas. Namun, yang terpenting, ini dapat diobati, dan sering kali bisa dicegah.”
Kekhawatiran tentang kesehatan mental generasi muda mulai meningkat selama pandemi, setelah berbulan-bulan menjalani isolasi sosial, penutupan sekolah, dan kesulitan terkait pandemi lainnya diyakini memicu peningkatan level kecemasan dan depresi, tambah sang ahli bedah dalam rekomendasinya. [Xinhua]