Seorang petugas Patroli Perbatasan Amerika Serikat (AS) menginterogasi para migran di dekat Eagle Pass, Texas, AS, pada 25 Juli 2022. (Xinhua/Nick Wagner)
Pengejaran Patroli Perbatasan lebih mematikan dibandingkan penembakannya. Antara 2010 hingga 2022, 38 persen orang yang tewas terkait dengan petugas imigrasi meninggal karena pengejaran mobil, kecelakaan mobil, atau ledakan kendaraan.
NEW YORK CITY, 19 Oktober (Xinhua) — Petugas Patroli Perbatasan Amerika Serikat (AS) menggunakan pengejaran berkecepatan tinggi untuk menangkap para tersangka di sepanjang perbatasan AS-Meksiko, tempat para migran, warga AS, dan orang-orang yang berada di sekitar lokasi kejadian tewas dalam kejar-kejaran semacam itu, seperti dilansir Las Cruces Sun-News (LCSN) pekan lalu.
Dalam lima tahun terakhir, 13 orang di wilayah selatan New Mexico tewas dalam pengejaran mobil yang dilakukan Patroli Perbatasan. Angka itu naik tajam dibandingkan lima tahun sebelumnya, yang belum pernah mengalami kematian semacam itu, menurut Southern Border Communities Coalition (SBCC), sebuah organisasi 60 komunitas perbatasan di California, Arizona, Texas, dan New Mexico yang berbasis di San Diego.
“Dalam periode waktu yang sama, keempat negara bagian itu melaporkan sedikitnya 76 kematian terkait pengejaran berkecepatan tinggi yang dilakukan oleh petugas Patroli Perbatasan,” kata LCSN, surat kabar harian yang berbasis di Negara Bagian New Mexico, AS.
Menurut laporan SBCC, pengejaran Patroli Perbatasan lebih mematikan dibandingkan penembakannya. Antara 2010 hingga 2022, 38 persen orang yang tewas terkait dengan petugas imigrasi meninggal karena pengejaran mobil, kecelakaan mobil, atau ledakan kendaraan.
Sebagai perbandingan, penembakan fatal yang dikaitkan dengan Patroli Perbatasan hanya menyumbang 28 persen dari kematian akibat kekerasan, imbuhnya. [Xinhua]