Para penari menampilkan Tarian Jiuhe Zhuo, sebuah warisan budaya takbenda nasional, di Desa Jiuhe, wilayah Qonggyai di Shannan, Daerah Otonom Tibet, China barat daya, pada 1 Juli 2020. (Xinhua/Purbu Zhaxi)
LHASA, 10 Oktober (Xinhua) — Total outputindustri budaya di Daerah Otonom Tibet, China barat daya, tumbuh lebih dari empat kali lipat menjadi 6,9 miliar yuan (1 yuan = Rp2.144) selama 10 tahun terakhir, demikian menurut otoritas setempat.
Output itu mencatatkan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata lebih dari 15 persen, sebut Gan Liquan, wakil direktur departemen kebudayaan daerah dalam konferensi pers yang digelar pada Minggu (9/10).
Selama 10 tahun terakhir, lebih dari 400 juta yuan, yang dialokasikan oleh pemerintah pusat dan daerah, dihabiskan untuk perlindungan warisan budaya takbenda, imbuh Gan.
Tibet sekarang memiliki tiga warisan takbenda (Gesar, opera Tibet, dan mandi pengobatan Lum Sowa Rigpa) yang termasuk dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO. Terdapat 106 itemdalam daftar warisan budaya takbenda nasional dengan 96 perwakilan tingkat negara dan 460 itemdalam daftar daerah dengan 522 perwakilan tingkat daerah.
Daerah tersebut menetapkan delapan wilayah, kota, dan desa dengan karakteristik warisan budaya takbenda, serta 19 objek wisata warisan budaya takbenda.
Sebanyak 121 lokakarya warisan budaya takbenda telah didirikan di daerah tersebut, menciptakan lapangan kerja bagi 3.053 orang dari 2.271 rumah tangga dan meningkatkan pendapatan bulanan rata-rata lebih dari 3.200 yuan, kata Gan. [Xinhua]