Sungai Tiber terlihat dengan level ketinggian air yang rendah di Roma, Italia, pada 19 Juni 2022. (Xinhua/Alberto Lingria)
“Kami belum pernah menyaksikan kekeringan separah yang kami saksikan pada tahun ini,” kata Gubernur Lombardia AttilioFontana.
ROMA, 27 Juni (Xinhua) — Lombardia, daerah terpadat di Italia, mengatakan bahwa pihaknya akan mematikan air-air mancur umum dan mengimbau warga untuk “sangat menghemat” penggunaan air, guna mengurangi dampak dari apa yang disebut oleh gubernur daerah itu pada Senin (27/6) sebagai krisis air terburuk.
“Kami belum pernah menyaksikan kekeringan separah yang kami saksikan pada tahun ini,” kata Gubernur Lombardia Attilio Fontana.
Fontana menandatangani sebuah dekret darurat pada Jumat (24/6), meskipun dokumen tersebut baru diterbitkan pada Senin. Dekret itu akan berlaku hingga setidaknya 30 September.
Dalam sebuah pernyataan, pemerintah daerah tersebut mengatakan bahwa pihaknya akan mematikan air-air mancur umum di Milan dengan pengecualian untuk air mancur yang menyediakan air minum atau air mancur umum yang menjadi rumah bagi ikan atau tanaman air. Mereka juga merekomendasikan kota-kota untuk menggunakan air “secara sangat hemat, berkelanjutan, dan efektif, serta membatasi konsumsi seminimal mungkin.”
Seorang wanita mendinginkan tubuh dengan air saat cuaca panas di air mancur Barcaccia di Roma, Italia, pada 17 Juni 2022. (Xinhua/Alberto Lingria)
Dekret daerah tersebut juga menyerukan pembatasan penggunaan air untuk kegiatan nonesensial seperti mencuci jalan dan eksterior bangunan, serta irigasi taman umum dan fasilitas olahraga.
Pemerintah daerah itu tidak mengesampingkan kemungkinan penjatahan air untuk rumah-rumah dan bisnis jika krisis berlanjut.
Dalam sebuah wawancara dengan Sky TG24, Kepala Departemen Perlindungan Sipil Italia Fabrizio Curcio pada Senin mengatakan bahwa Sungai Po, sumber air utama dan sungai terpanjang Italia di Lombardia, mencatatkan suplai air 80 persen di bawah level normal.
Asosiasi pertanian Italia Coldiretti pada pekan lalu memperkirakan bahwa kerugian ekonomi yang disebabkan oleh kekeringan sejauh ini telah mencapai lebih dari 3 miliar euro (1 euro = Rp15.683).
Sejumlah turis mengisi botol dari keran air di dekat Pantheon di Roma, Italia, pada 12 Agustus 2021. (Xinhua/Jin Mamengni)