oleh penulis Xinhua Zhao Cailin, Ding Yiquan
KUNMING, 9 Desember (Xinhua) — Pada 3 Desember sekitar pukul 21.26 waktu setempat, kereta pertama di Jalur Kereta China-Laos bagian China tiba di Stasiun Kereta Mohan di Provinsi Yunnan, China barat daya, kurang dari lima jam setelah diberangkatkan.
Terletak jauh di pegunungan, Mohan di wilayah Mengla, yang berbatasan dengan Laos, sebelumnya merupakan daerah yang terpencil dan miskin.
“Ketika saya masih anak-anak, dibutuhkan waktu sepekan untuk melakukan perjalanan dari sini ke Kunming (ibu kota Provinsi Yunnan), tetapi sekarang hanya dibutuhkan waktu empat jam lebih,” tutur Huang Zhenghua (46), warga Desa Shangyong di Mohan.
Jalur kereta bertenaga listrik untuk penumpang dan barang ini merentang sejauh 1.035 kilometer dari Kunming hingga Vientiane, ibu kota Laos, dengan 422 kilometer di antaranya melintasi wilayah Laos. Sebagai bagian penting dari jaringan jalur kereta trans-Asia, jalur kereta ini akan memberikan dampak positif pada kerja sama ekonomi di Kawasan Perdagangan Bebas China-ASEAN dan Subwilayah Mekong Raya.
Di level lokal, warga wilayah perbatasan telah merasakan manfaatnya. Perjalanan ke kota-kota lain di China, dan bahkan ke negara-negara Asia Tenggara, menjadi semakin mudah. Ini menandakan peningkatan prospek ekonomi maupun kehidupan pribadi mereka.
Stasiun Kereta Mohan menjadi pemberhentian terakhir di jalur kereta yang baru dibangun ini sebelum kereta-kereta meninggalkan China menuju Laos. Kawasan di sekitar stasiun tersebut didiami oleh berbagai kelompok etnis, di antaranya kelompok etnis Dai dan Hani.
“Di masa mendatang, kami akan membangun pariwisata pedesaan dengan karakteristik etnis,” kata Ai Wenbing, seorang pejabat dari Desa Shangyong. “Menggunakan kereta, produk pertanian setempat juga dapat diangkut ke arah utara, ke berbagai kota di seluruh China, serta ke arah selatan, ke Asia Selatan dan Tenggara.”
Ai mengatakan dirinya harus mengikuti pelatihan di luar Mohan selama beberapa bulan setiap tahunnya. Sekarang, semakin mudah baginya untuk melakukan perjalanan tersebut.
Mi Bohan, seorang wanita etnis Dai berusia 67 tahun, dulunya adalah seorang pengusaha dan selalu melakukan perjalanan ke berbagai kota, terpaksa meninggalkan suaminya yang menderita sakit di rumah.
“Saya selalu ingin membawa suami saya melihat tempat-tempat yang saya kunjungi, tetapi dulu tidak mungkin baginya menanggung beratnya perjalanan jauh,” ujar Mi.
Kini, Jalur Kereta China-Laos membantu Mi dan suaminya mewujudkan keinginan sederhana itu, dan destinasi pertama mereka adalah Kunming.
Berkat jalur kereta baru ini, kota kecil seperti Mohan yang sekian lama terabaikan bisa menunjukkan letak geografisnya yang penting serta mengambil peran penting dalam keterbukaan China. Bagi warga, segala sesuatunya akan menjadi lebih baik.
“Masa depan yang cerah menanti desa kami!” ujar Ai. [Xinhua]