Foto dokumentasi yang diabadikan pada 16 April 2021 ini menunjukkan Long Xianlan sedang memeriksa sarang lebah madu di Desa Shibadong, Prefektur Otonom Etnis Tujia dan Miao Xiangxi, Provinsi Hunan, China tengah. (Xinhua/Chen Sihan)
MENYEDIAKAN DUKUNGAN LANJUTAN
Guna membantu lebih banyak penduduk desa menikmati kehidupan yang lebih baik, pada 2017 Long Xianlan berinisiatif untuk mendirikan sebuah koperasi peternakan lebah. Koperasi tersebut kini memiliki 562 anggota dan mengelola lebih dari 1.300 sarang lebah, dengan nilai produksi tahunan hampir mencapai 2 juta yuan.
Kerja sama mereka dibangun berlandaskan model bisnis yang umum di pedesaan China saat ini. Untuk mengintegrasikan sumber daya dan membentuk klaster industri, Long Xianlan menyewa tanah penduduk desa setempat sebagai basis budi daya lebah. Sementara Long menyediakan teknik yang diperlukan, memandu para anggota dalam memelihara lebah dan mengelola basis tersebut, para anggota dapat berfokus untuk budi daya lebah dengan lebih baik. Setelah madu dikumpulkan, perusahaan Long akan membeli madu itu dari para anggota dan memproses serta mengemas madu tersebut ke dalam botol-botol sesuai dengan permintaan pasar untuk dijual.
Hingga akhir Maret 2021, terdapat lebih dari 2,25 juta koperasi petani di seluruh China, yang melibatkan hampir separuh populasi pedesaannya, menurut Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan China.

Foto dokumentasi yang diabadikan pada 27 Oktober 2020 ini menunjukkan Long Xiulin (kiri) berbincang dengan Mei Yao, seorang pejabat desa, di pusat layanan warga di Desa Shibadong, Prefektur Otonom Etnis Tujia dan Miao Xiangxi, Provinsi Hunan, China tengah. (Xinhua/Chen Sihan)
Data resmi yang dirilis pada 2019 menunjukkan bahwa setiap koperasi petani memberikan dividen rata-rata sebesar 1.402,5 yuan kepada setiap anggotanya, dan lebih dari 3,85 juta rumah tangga miskin yang terdaftar secara nasional bergabung dengan koperasi tersebut.
Untuk meningkatkan penjualan produk, Shibadong pada 2020 mendirikan sebuah ruang pameran, yang memungkinkan para wisatawan dapat langsung membeli berbagai produk pertanian, produk budaya dan kreatif, serta kerajinan tangan setempat yang dipamerkan.
Desa tersebut berencana untuk menambahkan lebih banyak cerita ke dalam pameran itu, termasuk sorotan dari upaya pengentasan kemiskinan yang telah berlangsung selama satu dasawarsa. Dengan adanya fasilitas tersebut, para pengunjung yang tertarik dengan pemandangan alam setempat yang indah akan mendapatkan kesan mendalam mengenai ekologi asli desa itu dan basis produksi ramah lingkungannya, serta bersedia untuk membawa pulang produk-produk dari daerah pegunungan tersebut.

Foto dokumentasi yang diabadikan pada 16 April 2021 ini menunjukkan keluarga Long Xianlan sedang menyiapkan sarapan di Desa Shibadong, Prefektur Otonom Etnis Tujia dan Miao Xiangxi, Provinsi Hunan, China tengah. (Xinhua/Chen Sihan)
Dengan dukungan pemerintah setempat, Shibadong juga mendirikan sebuah konter pameran di ruang tunggu stasiun kereta Jishoudong, tempat warga perkotaan sering singgah saat dalam perjalanan mereka menggunakan moda transportasi kereta cepat. Konter tersebut memamerkan bordir Miao, beragam produk pertanian, serta makanan khas setempat.
Berbagai kegiatan promosi juga diadakan secara rutin di desa itu atau di tempat lain untuk membantu menjual produk-produk tersebut. Selama acara-acara semacam itu, ciri khas etnis Miao pasti akan menarik perhatian semua orang, dengan para wanita berparas rupawan yang mengenakan aksesori Miao yang berkilauan, bernyanyi dalam bahasa Miao. Desa itu juga membuat toko daring mereka sendiri melalui program mini WeChat, yang dapat diakses selama Anda memiliki akun WeChat, platform obrolan instan terkemuka di China.
“Saya telah menikah dengan orang yang tepat di tempat yang tepat! Saya sangat yakin bahwa selama kita rajin dan bekerja keras, kehidupan yang bahagia pasti akan datang. Suami saya bukan lagi seorang pemabuk dan telah mewujudkan impian kami dengan tangannya sendiri,” kata Wu Manjin, istrinya.

Foto dokumen yang diabadikan pada 25 Oktober 2020 ini menunjukkan keluarga Long Xianlan berpose untuk difoto di Desa Shibadong, Prefektur Otonom Etnis Tujia dan Miao Xiangxi, Provinsi Hunan, China tengah. (Xinhua/Chen Sihan)
“Dulu, saya bekerja di kota pesisir yang makmur, dan bos saya memiliki sedan dan vila. Kehidupan mewah seperti itu dulunya adalah mimpi yang mustahil digapai bagi saya, hanya sekadar imajinasi. Kini, mimpi itu telah menjadi kenyataan,” kata Long Xianlan, seraya menambahkan bahwa berkah itu merupakan hasil dari kerja keras tim kerja pengentasan kemiskinan yang gigih.
Namun, akibat persaingan pasar yang ketat dan e-commerceyang berkembang pesat di China, Long Xianlan sedikit khawatir dengan persaingan harga di antara para produsen madu. Dia telah memutuskan untuk menggandeng beberapa penyiar siaran langsung daring (livestream) setempat untuk membantu koperasinya merebut hati pelanggan. Dia sendiri juga mengunggah video pendek di media sosial dan berbagi momen-momen menarik dalam kariernya sebagai peternak lebah untuk menarik lebih banyak pembeli.
Kendati demikian, hal itu tidak terlalu mengganggunya, karena Long Xianlan tetap yakin dengan produk madu berkualitas tinggi, rekan-rekan sesama warga desanya yang rajin, dan para kader desa yang dapat diandalkan.
Di seluruh China, kader-kader yang tak terhitung jumlahnya seperti Long Xiulin terus mengulurkan tangan untuk membantu dan mendukung mereka yang membutuhkan bantuan, menunjukkan semangat kerja sama dan kemajuan abadi yang terus mengubah kehidupan masyarakat yang terpinggirkan. [Xinhua]