PBB – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Senin (22/3) menyambut baik inisiatif Arab Saudi untuk mengakhiri konflik di Yaman, ungkap juru bicaranya.
“Kami menyambut baik pengumuman hari ini (Senin) oleh Kerajaan Arab Saudi terkait niat mereka dalam melaksanakan sejumlah langkah untuk membantu mengakhiri konflik di Yaman, yang sejalan dengan inisiatif PBB,” ujar Farhan Haq, Wakil Juru Bicara Guterres. “Kami juga menyambut baik dukungan Saudi dalam upaya PBB.”
Utusan Khusus PBB untuk Yaman Martin Griffiths telah berupaya mengamankan gencatan senjata nasional, membuka bandara Sana’a untuk lalu lintas udara sipil, memungkinkan bahan bakar dan komoditas tambahan memasuki Pelabuhan Hodeidah, serta melanjutkan proses politik untuk mengakhiri konflik.
“Tidak diragukan lagi bahwa setiap upaya harus dilakukan demi mengakhiri konflik di Yaman dan mengatasi penderitaan rakyat Yaman, dan PBB berharap dapat melanjutkan upayanya dengan pihak-pihak yang terlibat guna mencapai tujuan ini,” tutur Haq.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan mengatakan kepada para wartawan bahwa inisiatif itu meliputi gencatan senjata yang komprehensif di seluruh wilayah Yaman di bawah pengawasan PBB, seperti dilaporkan kantor berita negara tersebut, Saudi Press Agency, pada Senin.
Proposal itu juga memastikan deposit pajak dan pendapatan bea cukai dari kapal-kapal yang mengangkut produk turunan minyak ke Pelabuhan Hodeidah dimasukkan ke dalam rekening bersama Bank Sentral Yaman di Hodeidah.
Juru bicara tersebut menyampaikan bahwa Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Yaman David Gressly telah mengunjungi Marib pada akhir pekan untuk melihat dampak kemanusiaan yang meningkat dari pertempuran baru. Dia bertemu dengan otoritas lokal, termasuk gubernur, dan sejumlah mitra kemanusiaan yang bekerja di lapangan.
Gressly juga mengunjungi dua lokasi pengungsian, dan melakukan pertemuan dengan para pengungsi domestik dan anggota masyarakat, kata juru bicara tersebut. Terdapat hingga 15.000 pengungsi di Marib sejak pertempuran mengalami eskalasi pada awal bulan lalu. Banyak di antaranya hidup dengan kondisi yang sulit.
Sejauh ini, PBB beserta para mitra Humanitarian Response Plan baru menerima dana bantuan yang dibutuhkan sebesar 374 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp14.456) atau hanya 10 persen dari target mereka, menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan. [Xinhua]