Foto yang diabadikan dengan ponsel pada 19 Juni 2024 ini menunjukkan anak-anak pengungsi Sudan di pusat penampungan sementara di daerah Karari di Kota Omdurman, Sudan. (Xinhua/Mohamed Khidir)
Mamadou Dian Balde, direktur regional untuk wilayah Timur dan Tanduk Afrika serta Danau Besar di Badan Pengungsi PBB (United Nations High Commissioner for Refugees/UNHCR), menyerukan agar konflik berkepanjangan di Sudan diakhiri dan stabilitas regional dipulihkan, seraya mengatakan bahwa konflik tersebut telah menjadikan hampir 10 juta warga sebagai pengungsi dan pengungsi internal.
JUBA, 21 Juni (Xinhua) — Badan Pengungsi PBB (United Nations High Commissioner for Refugees/UNHCR) pada Kamis (20/6) memperingatkan bahwa konflik yang berkecamuk di Sudan kemungkinan besar akan memperburuk krisis pengungsi di kawasan Tanduk Afrika.
Pertempuran antara Angkatan Bersenjata Sudan (Sudan Armed Forces/SAF) dan paramiliter Pasukan Pendukung Cepat (Rapid Support Forces/RSF) telah mendorong para pengungsi hingga mencapai Kenya dan Uganda, kata Mamadou Dian Balde, direktur regional untuk wilayah Timur dan Tanduk Afrika serta Danau Besar di UNHCR.
Saat ini, sejumlah pengungsi sedang melintasi Sudan Selatan dan bergerak ke Uganda, sementara beberapa pengungsi bahkan telah mencapai Eropa, kata Balde dalam sesi wawancara dengan Xinhua baru-baru ini.
Dia menyerukan agar konflik berkepanjangan di Sudan diakhiri dan stabilitas regional dipulihkan, seraya mengatakan bahwa konflik tersebut telah menjadikan hampir 10 juta warga sebagai pengungsi dan pengungsi internal.
Selain itu, pejabat PBB tersebut mengatakan bahwa sekitar dua juta warga Sudan ditampung di negara-negara tetangga termasuk Sudan Selatan, Chad, Mesir, Ethiopia, Republik Afrika Tengah, Libya, dan Uganda.
Foto yang diabadikan dengan ponsel pada 22 April 2024 ini menunjukkan para pengungsi mengantre untuk menerima makanan gratis dari sebuah restoran amal di daerah Karari di Kota Omdurman di sebelah barat laut Khartoum, ibu kota Sudan. (Xinhua/Mohamed Khidir)
“Di Sudan Selatan, terdapat 700.000 orang yang datang, dan 550.000 di antaranya adalah warga negara Sudan Selatan yang sebelumnya tinggal di Sudan, dan sekitar 150.000 adalah warga Sudan yang datang ke sini. Sudah ada banyak pengungsi yang berada di sini sebelum konflik ini,” kata Balde.
Balde menambahkan bahwa dalam kunjungannya selama dua hari ke pusat transit Renk di Negara Bagian Nil Hulu dan kamp pengungsi di Sudan Selatan, dia bertemu dengan para pengungsi yang baru tiba dan warga Sudan Selatan yang pulang ke kampung halaman mereka.
Banyak dukungan diperlukan untuk reintegrasi mereka, termasuk peningkatan akses ke fasilitas dasar seperti layanan kesehatan, pendidikan, dan air bagi para pengungsi yang kembali ke Sudan Selatan agar mereka dapat berintegrasi ke dalam masyarakat, kata Balde.
Dia mengatakan bahwa akan ada risiko munculnya lebih banyak anak yang menjadi pengungsi dan bermigrasi ke negara-negara tetangga jika konflik terus berlanjut, seraya mengatakan bahwa sekretaris jenderal PBB dan para pemimpin blok regional telah mendorong dilakukannya gencatan senjata di antara para pihak yang terlibat dalam konflik Sudan. [Xinhua]