YERUSALEM, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett pada Minggu (12/12) menggelar lawatan resmi pertamanya ke Uni Emirat Arab (UEA) untuk memperkuat hubungan bilateral yang baru-baru ini terjalin.
“Saya sangat senang melakukan sebuah kunjungan bersejarah, kunjungan pertama (oleh seorang PM Israel), ke UEA,” kata Bennett dalam sebuah pernyataan video di Bandar Udara Ben Gurion di luar Tel Aviv sebelum keberangkatannya.
Bennett mengatakan dia akan bertemu Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan pada Senin (13/12), dan juga akan bertemu dengan “puluhan menteri dan pejabat senior lainnya.”
Kunjungan itu, yang dilakukan sekitar 14 bulan setelah normalisasi hubungan Israel dan UEA, “bertujuan untuk memperdalam kerja sama antara kedua negara di semua bidang,” kata Bennett.
Dia menambahkan bahwa hubungan Israel dan UEA sudah “sangat baik dan bercabang, dan kami harus terus menjaga dan memperkuatnya, serta membangun perdamaian yang hangat antara masyarakat dari kedua negara.”
Kunjungan itu dilakukan di tengah upaya diplomatik Israel untuk menghentikan pembicaraan nuklir antara kekuatan dunia dan Iran.
Perjalanan tersebut juga menandai lawatan resmi pertama seorang perdana menteri Israel ke negara Teluk itu.
Israel dan UEA menandatangani apa yang disebut Kesepakatan Abraham, sebuah perjanjian normalisasi yang diprakarsai oleh Amerika Serikat, pada September 2020.
Pada akhir Juni lalu, Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid terbang ke UEA, dalam kunjungan pertama oleh seorang pejabat senior Israel, untuk membuka kedutaan besar Israel pertama di negara Teluk tersebut. Sekitar sebulan kemudian, UEA meresmikan kedutaan besarnya di Israel. [Xinhua]