PARIS – Presiden Prancis Emmanuel Macron menggelar pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken, yang tengah melawat, pada Selasa (5/10), tiga pekan setelah krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya antara kedua negara yang dipicu oleh keputusan Australia membatalkan kesepakatan pembelian kapal selam dengan Prancis.
“Pertemuan tatap muka yang berlangsung cukup lama” antara Macron dan Blinken, yang memakan waktu sekitar 40 menit menurut media Prancis, akan “membantu memulihkan kepercayaan” antara kedua negara, kata pihak Istana Elysee, kediaman resmi presiden Prancis, dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya pada Selasa, Blinken juga bertemu dengan mitra setaranya, Menteri Urusan Eropa dan Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian. Mereka memilih untuk tidak menggelar konferensi pers bersama. Tujuan dari “dialog mendalam” mereka adalah “mengidentifikasi langkah-langkah yang memungkinkan kembali pulihnya kepercayaan antara kedua negara,” kata Kementerian Luar Negeri Prancis dalam sebuah pernyataan.
Prancis “masih marah” dan “kecewa,” penerimaannya terhadap Blinken masih “menjarak,” sementara Washington, “yang secara terbuka berusaha menebus kesalahannya setelah krisis kapal selam Australia, tidak lagi menyampaikan pernyataan dan berjanji akan mengambil ‘langkah nyata’ demi tercapainya rekonsiliasi,” demikian dilansir Agence-France Presse.
Prancis berang ketika Australia, AS, dan Inggris mengumumkan kemitraan keamanan yang dikenal sebagai AUKUS pada 15 September lalu, yang inisiatif pertamanya adalah pengiriman armada kapal selam berkekuatan nuklir ke Australia oleh AS dan Inggris. Padahal, pemerintah Australia telah terikat kontrak bernilai miliaran dolar AS pada 2016 untuk membeli kapal selam diesel elektrik dari Prancis.
Le Drian mengutuk langkah trilateral tersebut dengan kata-kata tajam, seperti “pembohongan”, “pengkhianatan”, dan “menikam dari belakang”. Macron bahkan menarik duta besar Prancis dari Washington dan Canberra.
Prancis tidak pernah diundang untuk berdiskusi atau diberitahu sebelumnya tentang kesepakatan AUKUS, kata Le Drian dalam sidang Senat pada Rabu (29/9) pekan lalu. Krisis “tidak berakhir hanya karena dialog telah dilanjutkan,” katanya. “Itu akan terus berlanjut. Dan untuk mencari jalan keluar, diperlukan tindakan serius, bukan kata-kata.” [Xinhua]