YERUSALEM – Baik Israel maupun Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, telah menerima kesepakatan yang diprakarsai Mesir untuk menghentikan pertempuran pada Jumat (21/5) pukul 02.00 pagi waktu setempat (pukul 06.00 WIB) untuk mengakhiri pertumpahan darah selama 11 hari.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa kabinet keamanan Israel pada Kamis (20/5) malam menyetujui gencatan senjata, yang diprakarsai Mesir, dengan Hamas di Jalur Gaza.
Keputusan itu diambil setelah diskusi selama 2,5 jam dan disetujui oleh para menteri dengan suara bulat, menurut pernyataan kantor tersebut.
“Para pemimpin politik menekankan bahwa kenyataan di lapangan akan menentukan kelanjutan kampanye militer,” tambah pernyataan itu.
Kepala politbiro Hamas Ismail Haniyeh telah diberi tahu tentang waktu gencatan senjata oleh Mesir, kata juru bicara Hamas di Gaza Hazem Qassem.
Mediator Mesir itu memberi tahu Hamas bahwa Israel telah menyetujui gencatan senjata bersama, “dan karena itu kami juga menyetujui gencatan senjata,” kata sumber Hamas kepada Xinhua tanpa menyebut nama.
“Kami telah memperoleh jaminan dari para mediator bahwa agresi di Gaza akan berhenti,” kata pemimpin Hamas di Lebanon Osama Hamdan kepada situs berita Al Resala.
Taher al-Nouno, penasihat media Haniyeh di Gaza, mengatakan kelompok perlawanan bersenjata Palestina akan berkomitmen pada perjanjian itu selama pihak Israel mematuhi.
Israel telah melancarkan serangan besar-besaran di daerah kantong Palestina itu dengan berbagai serangan udara, tembakan artileri, dan serangan drone sejak 10 Mei, sebagai respons atas roket-roket yang ditembakkan oleh militan Palestina di Gaza untuk membalas pelanggaran Israel terhadap situs suci umat Islam Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.
Ini merupakan pertempuran terbesar antara Israel dan militan Gaza sejak 2014, yang sejauh ini telah menewaskan 232 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak dan 39 wanita, serta 12 warga Israel.
Mesir, yang telah memimpin mediasi internasional untuk mengakhiri pertumpahan darah Israel-Palestina, akan mengirim dua delegasi keamanan ke Israel dan Palestina guna memastikan implementasi gencatan senjata tersebut, menurut laporan kantor berita resmi Mesir MENA pada Kamis.
“Kairo akan mengirim dua delegasi keamanan ke Tel Aviv dan wilayah Palestina untuk menindaklanjuti prosedur implementasi tersebut,” kata laporan itu. [Xinhua]