BEIJING – China pada Kamis (5/8) menyatakan penolakan tegas terhadap keputusan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) yang menyetujui penjualan senjata ke Taiwan, dan telah melayangkan keberatan serius ke pihak AS, demikian menurut juru bicara (jubir) Kementerian Luar Negeri China.
China akan mengambil tindakan balasan yang sah dan diperlukan sehubungan dengan perkembangan situasi ini, kata jubir tersebut.
Hal itu terjadi setelah Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan Pentagon pada 4 Agustus mengumumkan bahwa Departemen Luar Negeri AS telah menyetujui penjualan 40 sistem artileri Medium Self-Propelled Howitzer ke Taiwan dalam kesepakatan senilai 750 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp14.324).
Menyebut bahwa Taiwan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari wilayah China, sang jubir mengatakan AS telah mencampuri urusan internal China serta merusak kedaulatan dan kepentingan keamanan China dengan menjual senjata ke Taiwan.
Langkah tersebut bertentangan dengan hukum internasional dan prinsip-prinsip dasar hubungan internasional, serta melanggar prinsip satu China dan ketentuan dalam tiga komunike bersama China-AS, khususnya Komunike 17 Agustus, kata sang jubir.
Jubir tersebut mengatakan langkah itu mengirimkan sinyal yang keliru kepada kekuatan separatis “kemerdekaan Taiwan”, dan sangat membahayakan hubungan China-AS serta perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. “China dengan tegas menentang ini dan telah melayangkan keberatan diplomatik ke pihak AS.”
Lebih lanjut, sang jubir mengatakan China mendesak pihak AS untuk menghormati komitmennya, mematuhi dengan sungguh-sungguh prinsip satu China dan tiga komunike bersama China-AS, menghentikan penjualan senjata ke Taiwan dan interaksi militer dengan Taiwan, serta segera mencabut penjualan senjata yang relevan ke Taiwan, demi menghindari kerusakan yang lebih besar pada hubungan China-AS serta perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. [Xinhua]