LONDON – Ratusan anak dalam pengasuhan Dewan Lambeth di London selatan menjadi sasaran kekejaman dan pelecehan seksual yang “sulit dipahami” selama beberapa dekade sejak 1960-an, demikian menurut temuan sebuah laporan yang dirilis Selasa (27/7).
Penyelidikan independen terhadap pelecehan seksual anak ini menemukan 705 dugaan pelecehan seksual yang dilakukan para staf dan individu yang terkait dengan tiga panti asuhan di wilayah tersebut.
Catatan korban pelecehan seksual mencakup difoto saat sedang diperkosa. Satu anak ditemukan meninggal dunia pada 1977 di sebuah kamar mandi di Shirley Oaks, salah satu dari tiga panti asuhan yang ditutup pada 1983. Dewan Lambeth tidak memberi tahu petugas penyidik bahwa anak laki-laki tersebut diduga dilecehkan secara seksual oleh “ayah pantinya”.
“Skala sebenarnya dari pelecehan seksual terhadap anak-anak di bawah pengasuhan Lambeth tidak akan pernah diketahui, tetapi dapat dipastikan lebih tinggi secara signifikan daripada yang tercatat secara resmi,” papar laporan tersebut.
Selama 40 tahun, hanya satu staf senior yang dihukum oleh Dewan Lambeth atas perannya dalam berbagai kasus pelecehan seksual ini, sebut laporan itu.
“Anak-anak ini menjadi bidak dalam permainan kekuasaan beracun dalam Dewan Lambeth dan antara Dewan itu dengan pemerintah pusat,” tutur Profesor Alexis Jay, ketua penyelidikan.
Menurut laporan itu, Dewan Lambeth memiliki budaya “yang didominasi oleh perilaku dan gejolak politik” selama 1980-an, ketika “penindasan, intimidasi, rasisme, nepotisme, serta seksisme tumbuh subur di dewan tersebut, dan semuanya itu berlatar belakang korupsi dan manajemen keuangan yang salah.” [Xinhua]