SYDNEY – Sebuah studi DNA terhadap tulang-tulang kuno yang dipimpin oleh Universitas Curtin di Australia berhasil mengungkap keberagaman genetik masa lalu hewan di Pulau Kanguru, dan menyajikan pengetahuan tentang bagaimana melakukan introduksi spesies di masa mendatang.
Studi yang dirilis pada Senin (21/6) itu didasarkan pada penggalian dan analisis terhadap tulang-tulang fosil kuno, dengan tujuan mengidentifikasi spesies secara akurat, memperoleh gambaran utuh dari keanekaragaman hayati di masa lalu, serta membantu upaya pelestarian dan restorasi.
Pulau yang terletak di Negara Bagian Australia Selatan itu merupakan pusat keanekaragaman hayati terkemuka dan suaka alami bagi beberapa spesies yang terancam punah maupun endemik. Namun, pulau itu terus kehilangan kekayaan spesiesnya dalam 200 tahun terakhir.
Para peneliti menyebutkan bahwa penting bagi kita untuk memiliki gambaran terperinci mengenai populasi spesies yang punah sebelum spesies itu harus diintroduksi.
Untuk mengetahui lebih banyak hal tentang spesies itu, misalnya, untuk mengklarifikasi apakah beberapa spesies merupakan spesies khas pulau itu, para peneliti menganalisis sekitar 2.000 pecahan tulang yang ditemukan di gua setempat.
Lebih lanjut, mereka mengidentifikasi 33 spesies burung, reptil, ikan, dan mamalia, termasuk 10 yang saat ini berstatus punah di pulau tersebut.
“Penelitian kami juga menemukan sebuah populasi quoll ekor bintik yang sudah punah, berbeda dengan populasi di pulau utama maupun Tasmania, yang mengindikasikan bahwa hewan itu pernah hidup di Pulau Kanguru dan kemungkinan di wilayah-wilayah lain di Australia Selatan juga,” kata kepala peneliti Dr. Frederik Seersholm dari Universitas Curtin.
Seersholm menuturkan bahwa studi tersebut penting, terutama setelah kebakaran hutan besar pada periode 2019/2020 yang berdampak mematikan terhadap ekosistem asli pulau itu, mengingat studi tersebut mengonfirmasi bahwa Pulau Kanguru berpotensi menjadi lokasi pelepasan kembali (reintroduksi) beberapa spesies.
Penelitian tersebut dipublikasikan dalam jurnal Quaternary Science Reviews. [Xinhua]