TEGUCIGALPA – Pihak berwenang Honduras sebelumnya pada pekan ini mengumumkan bahwa lapisan debu yang berasal dari Sahara dapat memengaruhi pasien penderita COVID-19.
Menurut Komisi Kontingensi Permanen (COPECO) Honduras, setelah menempuh perjalanan sejauh lebih dari 7.500 kilometer, awan debu dan pasir dari Sahara tiba di kawasan Amerika Tengah, dan konsentrasi debu itu menyebabkan langit menjadi gelap dan memerah di beberapa area.
Selain itu, otoritas setempat juga menyampaikan konsentrasi debu yang tinggi berpotensi menimbulkan masalah kesehatan, terutama pada saluran pernapasan dan indra penglihatan.
COPECO menyatakan bahwa 30 persen bakteri yang terisolasi dalam debu itu merupakan patogen yang dapat menularkan infeksi pada tumbuhan, hewan, atau manusia di kawasan lembah Karibia.
Mengingat situasi kesehatan terkait COVID-19 saat ini di Honduras, COPECO merekomendasikan wajib mengenakan masker bagi orang-orang yang teruji positif, serta mereka yang menderita penyakit pernapasan.
Selain itu, masyarakat Honduras juga diimbau untuk menutup semua sumber air di kediaman mereka untuk menghindari gangguan yang muncul akibat partikel debu tersebut.
Otoritas setempat menyatakan bahwa dari 20 hingga 28 April, intensitas konsentrasi debu itu mencapai tingkat yang patut diwaspadai, yakni sekitar 100 mikrogram per meter kubik.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Tegucigalpa. (XHTV)