WELLINGTON – Pekapeka, kelelawar ekor panjang yang langka, ditemukan di dekat kota kecil Franz Josef di Pulau Selatan untuk pertama kalinya dalam puluhan tahun di Selandia Baru, demikian disampaikan Menteri Konservasi Selandia Baru Kiri Allan pada Sabtu (14/8).
Penemuan ini merupakan bukti yang menggembirakan bahwa program bebas predator dan Jobs for Nature dari pemerintah telah membuahkan hasil, ujar sang menteri.
Kelelawar itu ditemukan menyusul sebuah survei yang dilakukan oleh bisnis pariwisata lokal yang didanai melalui program Jobs for Nature dari pemerintah.
“Tiga pekerja dari Franz Josef Wilderness Tours mengumpulkan rekaman suara kelelawar yang sangat langka itu dari area hutan di sekitar Laguna Okarito dan di lembah sungai Waitangitahuna dan Whataroa musim panas lalu,” kata Allan, seraya menambahkan bahwa hal itu telah dikonfirmasi baru-baru ini oleh para pakar kelelawar dari Departemen Konservasi (Department of Conservation/DOC).
“Ini temuan yang sangat menggembirakan dan merupakan penghargaan bagi Franz Josef Wilderness Tours, yang meski terdampak parah oleh menurunnya pariwisata akibat COVID-19, mengambil peluang kerja baru Jobs for Nature,” tuturnya.
“Upaya pengendalian predator DOC akan membantu melindungi kelelawar itu dan proyek Predator Free South Westland yang kini sedang berjalan akan membantu menjamin masa depan mereka.”
Pemilik Franz Josef Wilderness Tours, Dale Burrows, mengatakan bahwa Jobs for Nature telah menyelamatkan bisnisnya. Dia bersama para stafnya senang karena merasa telah memberikan kontribusi terhadap alam.
“Menyenangkan sekali bisa menemukan kelelawar ekor panjang itu tepat di wilayah kami dan kami menantikan kesempatan untuk terlibat dalam lebih banyak proyek untuk mencari tahu lebih banyak tentang populasi mereka dan melindungi mereka.”
“Kami belajar banyak hal tentang spesies asli dan konservasi melalui proyek ini, dan ini membawa nilai bagi bisnis kami seiring kami membagikan pengetahuan ini kepada para pengunjung yang sebagian besar merupakan warga Selandia Baru, yang kini mengikuti tur kami,” ujar Burrows.
Kiri Allan mengatakan DOC telah mengoordinasikan proyek survei kelelawar itu dan memberikan pelatihan bagi para pekerja, yang kemudian menempatkan alat perekam kelelawar di lokasi potensial dan melakukan analisis data awal menggunakan program “pencarian kelelawar”.
“DOC sudah lama menduga bahwa hutan hujan dataran rendah yang subur di sekeliling gletser Fox dan Franz Josef kemungkinan adalah tempat tinggal pekapeka dan beberapa kali melihat penampakan yang belum dapat dipastikan dari tahun ke tahun, jadi sangat luar biasa ketika hal ini akhirnya dikonfirmasi.”
“Lebih banyak survei direncanakan akan dilakukan pada musim panas berikutnya, ketika kelelawar sedang aktif, untuk mempelajari seluas apa penyebaran mereka,” ujarnya. [Xinhua]