ISTANBUL – Karantina wilayah (lockdown) paling ketat yang pernah diumumkan sejauh ini sejak awal pandemi guna membendung wabah COVID-19 di Turki dimulai pada Kamis (29/4) pukul 19.00 waktu setempat (23.00 WIB).
Selama lockdown total yang akan berlangsung hingga 17 Mei itu, perjalanan antarkota dilarang kecuali untuk kasus-kasus penting, dan semua bisnis komersial ditutup, dengan beberapa pengecualian.
Dengan dimulainya lockdown, pasukan keamanan mulai berpatroli di jalan-jalan dan alun-alun yang kosong di kota terbesar Turki, Istanbul. Mereka mendirikan lebih dari 300 pos pemeriksaan.
Pasukan keamanan tambahan juga telah dikerahkan di akses masuk dan keluar kota tersebut.
Gubernur Istanbul Ali Yerlikaya mengatakan lebih dari 400 pasukan Gendarmerie dan hampir 3.000 petugas polisi akan terus bertugas di seluruh kota metropolitan tersebut.
Sementara itu, banyak warga Istanbul telah meninggalkan kota, entah pergi ke rumah musim panas, kampung halaman di kota-kota kecil, atau hotel di kota resor.
Direktur Kesehatan Provinsi Istanbul Kemal Memisoglu memperingatkan bahwa mereka yang akan menghabiskan masa lockdown di luar kota harus sangat waspada tentang aturan jarak sosial.
Direktur tersebut juga mengatakan jumlah kasus COVID-19 di Istanbul yang berpopulasi lebih dari 16 juta jiwa telah turun 30 persen dalam 10 hari terakhir.
Jumlah pasien yang diizinkan pulang dari rumah sakit setiap harinya tercatat lebih banyak daripada yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit, termasuk unit perawatan intensif (ICU), menurut Memisoglu.
Turki telah lama berjuang melawan peningkatan jumlah kasus COVID-19 setiap harinya, meskipun program vaksinasi massal yang dimulai pada pertengahan Januari lalu sedang berlangsung.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Istanbul, Turki. (XHTV)